[artikel facebook, yang penulis posting di (Forum Diskusi) Belajar Bahasa Arab dan Diniyyah, pada 15 Juli 2009, pukul 21:48]

taman

Salafusshalih (orang-orang terdahulu dari kalangan umat Islam yang shalih) memiliki segudang akhlak mulia yang “barangkali” sudah sangat jarang ditemui di masa sekarang ini. Maka, dalam risalah ini, saya coba susun beberapa akhlak mulia mereka agar bisa menjadi perenungan bagi kita semua. Sudahkah kita memiliki akhlak mereka?

I. Salaf tidak Mencari-Cari Keburukan Muslim yang lain…

Seorang salaf, yang bernama Sahal ibn ‘Abdillah berkata, “Jangan suka mencari-cari kekurangan orang lain dankeburukan akhlaknya. Akan tetapi, cari dan telitilah bagaimana kondisi Anda di dalam akhlak Islam, sehingga Anda selamat dan bisa menghormati kedudukannya di dalam diri Anda dan di sisi Anda” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IV/279 ].

II. Salaf Senantiasa Berwajah Ceria terhadap Orang Lain

Urwah bin Zubair, murid shahabat Nabi, berkata, “Tertulis di dalam hikmah, “Ucapkanlah kata-kata yang baik dan tampilkanlah wajah yang cerah. Niscaya Anda lebih dicintai orang daripada mereka yang memberikan banyak hadiah.” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, II/178 ]


II. Salaf, Marah Besar Bila Melihat Islam Dilecehkan

Abu Salamah ibn Abdurrahman ibn Auf berkata, “Di antara shahabat-shahabat Nabi صلى الله عليه و سلم, ada seseorang yang apabila melihat AGAMANYA HENDAK DILECEHKAN, bola matanya langsung terlihat berputar-putar di wajahnya seperti orang gila (karena sangat marangnya-ed)” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IX/194 ]

III. Salaf Gembira Apabla Kebenaran Justru Muncul dari Lawan Debatnya

Hatim Al-Aslam berkata, “Aku mempunyai tiga pekerti yang membuatku bisa mengalahkan lawan bicaraku.” Apa itu?, tanya mereka. Ia menjawab, (1) Aku gembira jika lawan bicaraku benar. (2) Aku sedih jika ia salah. (3) Dan aku selalu menjaga diriku agar tidak membodohinya.”
Notes: Ketika hal ini didengar Imam Ahmad ibn Hambal, ia berkata, Subhanallah, betapa cedasnya ia.” [ lihat: حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, VII/82 ]

IV. Salaf Adalah Manusia yang Paling Sayang Kepada Ahli Maksiat, dengan Tidak Membiarkannya Terus dalam Kemaksiatannya.

Salaf bernama Mughirah berkata, “Ada seorang pria baik, tetapi kemudian melakukan perbuatan dosa. Hal ini kemudian diketahui Ibrahim An-Nakha’i, salah seorang ulama besar salafi. Lalu, Ibrahim berkata, “BANTULAH DIA, DAN NASIHATILAH DIA! JANGAN MENINGGALKANNYA”
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IV/233 ]


V. Salaf memberi Nasehat bahwa JURUS TERAKHIR SETAN ADALAH WANITA

Tabi’in senior Sa’id bin Musayyib berkata, “Setiap kali setan merasa frustasi terhadap sesuatu (menggoda manusia-ed), IA PASTI MENDATANGI KORBANNYA MELALUI WANITA.
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, II/166 ]


VI. Salaf Mendoakan Kebaikan terhadap ORANG YANG MENDZALIMINYA

Al-’Alaa bin Musayyib berkata, “Ar-Rabi’ bin Khutsaim pernah Menjadi korban pencurian kuda, lalu warga pengajiannya berkata, “KUTUKLAH DIA” Ia menjawab, “JUSTRU AKU BERDOA UNTUKNYA: “YA الله JIKA DIA KAYA, TERIMALAH DENGAN HATINYA. JIKA DIA FAKIR, BERILAH DIA KECUKUPAN.”


VII. Salaf Membenci Popularitas dan Tidak Suka Terkenal di Mata Manusia

Bisyr ibn Harits berkata, “Aku tidak mengetahui orang yang ingin terkenal, melainkan agamanya hilang DAN AIBNYA TERBONGKAR, ia juga berkata, “Tiadk akan menemukan manisnya akhirat bagi orang yang INGIN DIKENAL ORANG BANYAK.
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, VIII/343 ]

——–bersambung——–

-
[ Lihat pula artikel ini (dan artikel-artikel yang lain) di http://www.facebook.com/pages/-Forum-Diskusi-Belajar-Bahasa-Arab-dan-Diniyyah-/92408561315 ]

Al-’Ashri, 23/07/1430H, pukul 21:44
Saudaramu, Abu Muhammad Al-’Ashri
عفا الله عنه (Mudah-mudahan الله memaafkannya)

http://alashree.wordpress.com/2009/08/02/jika-kita-mengaku-salafi-sudahkah-kita-memiliki-sifat-sifat-salaf-berikut-ini-bag-i/

0 comments:

Posting Komentar