Hati telah siap…
keinginan telah mantap…
Umur telah mencukupi….dan orangtua telah memberikan lampu hijau, tapi kenapa Hasan, sebut saja begitu, belum juga maju untuk melamar.
Kenapa…?
Rupanya ia bingung dari mana harus memulai dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Tak beda, Hasanah, bukan nama sebenarnya, tak tau mesti bagaimana agar ada laki-laki yang datang melamarnya….

Sebenarnya, Hasan dan Hasanah tak perlu kebingungan, karena syariat Islam telah mengatur semua itu. Dan itulah cara Islami dalam mencari pendamping hidup. Bagaimana itu….??


Langkah-Langkah menuju Pelaminan

Awali Minta Bantuan

Bila sudah mantap ingin menikah, tapi tidak kenal dengan akhwat atau ikhwan, cobalah mulai dengan meminta bantuan teman untuk mencarikan.
Usahakan teman yang sudah menikah lagi amanah, atau ustadz/ustadzah yang dapat dipercaya…!!!
Minta tolong cari tau ikhwan mana yang siap menikah atau akhwat mana yang siap dilamar.

Selain minta bantuan, bisa juga dengan maju langsung ke orang yang disukai. Bisa melalui risalah, lewat telepon, atau bicara langsung didepannya. Bagi pihak wanita mungkin malu bicara minta dinikahi, karena terkesan tidak punya adab atau tata krama, namun sebenarnya tidak juga, karena dulu ada pula seorang sahabiyah (sahabat perempuan Rasulullah) yang menawarkan diri pada Beliau Shalallahu ‘alaihi wa salam.

Bagi akhwat, sebenarnya yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah sang ayah. Ayah yang mesti mencarikan jodoh buatnya, karena seorang anak putri berada di bawah pengawasannya. Maka sebagai seorang anak, sebaiknya kita jujur kepada orang tua tentang keinginan kita untuk menikah. Bila direstui minta kepada beliau untuk mencarikan. Tentunya dengan memberi criteria yang baik agama dan akhlaknya.

Kakakqu selalu berkata :
Apabila kita telah siap untuk taarufan, itu artinya…. kita harus siap untuk menolak, ditolak, dan tentu saja, siap untuk menikah
taarufan bukanlah sebuah permainan. Jangan sampai kita nantinya mempermainkan perasaan orang yang akan/ sedang taarufan dengan kita , karena sikap kita yang setengah-setengah, atau menggantung….hingga taarufannya dilakukan karena iseng-iseng saja…atau cuma sekedar pengisi waktu sebelum menikah….”

Jadi, langkah pertama yang harus kita lakukan jika kita hendak taarufan adalah, memantapkan hati kita bahwa kita memang sudah siap untuk proses tersebut

Tukar data awal

Bila sudah ketemu ikhwan dan akhwatnya, lakukan tukar data awal, guna mengetahui data umum ikhwan dan akhwat tersebut. Mulai nama, tempat tanggal lahir, pendidikan, orangtua, pekerjaan, tentang diri pribadi (misalnya sifatnya), kriteria calon pendamping yang diinginkan, sampai pemahaman agama, dan lain sebagainya. Dalam hal ini tergantung kebutuhan kedua belah pihak. hendaknya tukar data ini melalui pihak ketiga, tidak secara langsung, untuk menghindari fitnah atau berkhalwat

Bila dari data awal tertarik, selanjutnya beritahukan kepada pihak ketiga untuk meneruskan prosesnya, atau bicara langsung pada yang bersangkutan. Tapi bila tidak tertarik, silahkan ditolak, langsung, atau melalui pihak ketiga. Sampai disini belum ada ikatan apapun, karena baru proses penjajagan awal. Sehingga bila gagal tak perlu kecewa.


Cari Info tentang dia


Bila cocok dengan data awal, mulailah dengan mencari info tentang si dia. Yaitu info tambahan berkenaan dengan keseharian, dari sifat, karakter, agama, sampai akhlaknya. Info ini penting karena berkaitan dengan muamalah (hubungan keseharian) si dia ketika menjadi pendamping kita nantinya. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari.

Akan lebih baik, mencari info dari orang terdekat si ikhwan atau akhwat tersebut, seperti saudara, teman dekat, tetangga, kalau perlu orangtuanya. Dipilih mana yang dapat menyampaikan info dengan obyektif. Keobyektifan info sangat penting berkaitan dengan penilaian kita terhadap si dia. Disinilah pentingnya informan yang jujur dan amanah.

Bila dari hasil telusuran cocok dan sesuai criteria, silahkan dilanjutkan prosesnya. Jika tidak, maka hentikan saja, agar tak menyiksa diri atau memberikan harapan yang tak pasti…!!!

Cocok, Nadhor saja….

Bila dengan data awal dan info tambahan, hati semakin mantap untuk menikah dengannya, lanjutkan dengan melihat si dia, dalam bahasa agama disebut nadhor

Perintah nadhor ini terutama ditujukan bagi laki-laki, sebagaimana sabda Rasulullah ketika menasehati Al-Mughibah

‘Lihatkah gadis tunanganmu itu terlebih dahulu, karena yang demikian itu akan membuat hubungan kalian berdua menjadi lebih langgeng “
(HR. Tirmidzi dan Nasai)

Nadhor ini bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Bila harus terang-terangan, maka si akhwat harus ditemani mahram, agar tidak sampai terjadi khalwat.

Bagian tubuh yang diperbolehkan dinadhor- menurut pendapat yang lebih kuat- adalah muka dan telapa tangan. Dalam nadhor, bisa dilakukan pembicaraan antara keduanya guna mengenal lebih dekat karakter masing-masing, cara bicara, sampai pandangan hidup masing-masing.

Wanita pun sebaiknya melihat calon suaminya, agar di kemudian hari todak terjadi kekecewaan dengan fisik suaminya. Selain itu juga lebih menentramkan jiwanya.

Tapi ingat, Nadhor itu dilakukan jika ia berniat serius untuk menikah….
Jadi, jangan karena ada alasan, “hmmm….sudah saatnya menikah, “
maka ia melakukan nadhor dimana-mana….dan sama sekali tidak ada niatan untuk menikah….
Namun semata-mata untuk have fun saja….
Itu tidak diperbolehkan…

Catatan untuk para akhwat, dari kakakqu...
“Berhati-hatilah dengan ikhwan yang hobinya nadhor…Jadi…pastikan lewat teman-teman dekat/orangtua/ saudara ikhwan itu…bagaimana akhlak sang ikhwan yaaa….
Jangan sampai kita dipermainkan oleh ikhwan-ikhwan dengan moral yang seperti itu….!!!

Ingat sekali lagi ya, temanku…
Taaruf itu bukanlah sesuautu yang main-main atau sesuatu yang iseng…dan menikah itu dunia akhirat…Jadi kita harus bener-bener mengetahui akhlak orang yang datang pada kita”

Ingat juga yaaa….
Jika datang seseorang laki-laki pada kita…,,,, jangan hanya liat dari jenggotnya yang tebal….Celananya yang ngatung… Atau dahinya yang hitam….!
Namun lihat juga bagaimana akhlak dan agamanya….

Karena kadang ada akhwat yang mengeluhkan bahwa ternyata akhlak suaminya tidak sebaik penampilannya yang nyunnah…
Baik agamanya….belum tentu baik akhlaknya….
Baik akhlaknya…..belum tentu baik agamanya…
Meski memang benar bahwa, seharusnya orang yang baik agamanya…tentu harus baik akhlaknya….kenyataannya di lapangan, tidaklah selalu seperti itu……

Jadi….ingat saudariku…kehati-hatian dalam memilih pasangan….hmmm…artinya mengetahui mengenai seluk beluk akhlak dan agama pasangan, itu adalah hal yang tidak boleh diremehkan yaaa….
Tanyakanlah pada orang-orang terdekatnya…


Oiya…jangan lupa…untuk teman-teman….nadhor itu juga diperbolehkan adanya pembicaraan….namun…ingat…j
angan sampai berdua-duaan…
Tanyakanlah padanya hal-hal yang ingin kita ketahui…Namun…sebaiknya jangan mempersulit pertanyaan…(ini pesan kakakqu… lagi…)


Cocok lagi…? Khitbah…!

Bila setelah nadhor juga cocok, silahkan di-khitbah atau dilamar. Namun dapat juga khitbah dulu baru nadhor, atau khitbah dulu baru nadhor, atau nadhor bersamaan dengan khitbah. Pada intinya, khitbah adalah meminta izin pihak orangtua akhwat untuk merestui si pelamar menikahi putrinya. Bila diterima, maka tahap terakhir adalah akad atau walimah.

Dalam masyarakat kita, ada kekeliruan berkaitan dengan khitbah ini yaitu munculnya adapt tukar cincin antara kedua calon mempelai. Hal ini tidak pernah dicontohkan dan diperintahkan oleh Islam. Dan ini adalah maksiat, karena tukar cincin adalah budaya kafir yang diadopsi umat Islam. Sedangkan Rasulullah bersabda :

Barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut

Islam sendiri telah menggariskan bahwa laki-laki dan wanita non mahram tetaplah belum halal…meski telah khitbah…!!! Jadi….tidak ada alasan bahwa karena sudah khitbah, artinya mereka boleh jalan bareng, pegangan tangan, atau lebih dari itu…
komunikasi juga dibatasi, seperlunya saja…
Ingat, temanku…Betapa banyak di sekitar kita orang-orang yang bahkan sudah menetapkan tanggal pernikahan, menyebarkan undangan, namun….mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak berjodoh….


Istiharah…Jangan dilupakan….
Ingatlah, temanku…
Setiap orang pasti memiliki pandangan…
Kadang Ada seseorang memandang sesuatu itu baik….namun yang lain memandangnya kurang baik…
Kadangpun ada seseorang yang memandang sesuatu itu kurang baik, namun orang di sekitarnya justru ingin sekali mendapatkannya….
Lalu, siapakah yang paling mengetahui yang paling baik untuk kita….?
Tentu saja, Allah…Rabb yang paling mengerti kita, lebih dari kita sendiri…
Jadi….jangan lupa untuk bertanya pada Dia yaa…
Apalagi untuk masalah pernikahan, yang pada hakekatnya adalah masalah dunia akhirat….
Bertanyalah padaNya….niscaya akan ditunjukkan jalan yang paling baik untukmu…
Amin…


Bogor,
Januari-Febuari 2010



Diketik ulang dengan berbagai penambahan…
Dari : Majalah Nabila
Edisi 05/ Tahun 1/ September 2004/ sya’ban-Rajab 1425

3 comments:

chichi seuri mengatakan...

Assalamualaikum.wr.wb
mba/tetehku yg baik,kalo sy punya masalah gini..umur ok,finansial ok,keluarga udah ok juga..nyari2 bantuan juga sudah tp Allah menakdirkan,smua teman yg sy mintain bantuan blm menemukan ikhwan yg siap menikah,ini konteksnya lain ya?apa teteh bisa sy minta bantuannya juga?syukron

Zaujah Amin mengatakan...

assalamu'alaikum..
postingan yang menarik..
bgaimana dg anti,sudahkah ada pengalaman ta'aruf,barangkali bisa menambah referensi artikel ^^
barokallohufiik

Zaujah Amin mengatakan...

oiya ana ijin copas untuk posting di wp, jazakillahu khoyron

Posting Komentar