KEGIATAN ILMIAH YANG RUTIN DIADAKAN di Universitas Indonesia (UI)
Terbuka Untuk Mahasiswa (Ikhwan & Akhwat)
~Kajian Islam Ilmiah, dimulai senin, tanggal 1 Februari 2010~
#Aqidah :
Hari dan Waktu : Setiap Senin, 16.00-17.30 WIB
Tempat : Selasar Selatan MUI, hijab biru
Pengisi : Ustadz Mukhtar, Lc
Kitab : Kitab Tauhid alladzi huwa haqqullohi 'alal 'aabid
Penulis : Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Taamimy
#Hadits -Fiqih:
Hari dan Waktu : Setiap Rabu, 16.00- Maghrib WIB
Tempat : Selasar Selatan MUI, hijab biru
Pengisi : Ustadz Kurnaedi, Lc
Kitab : Umdatul Ahkam min kalaami khoirilanam, FikihPenulis : Alhaafizh Abdul Ghoniy Al-Maqdisy
By: Forum Kajian Islam Mahasiswa
http://kajianui.com
grup FB: Kajian Islam Ilmiah Mahasiswa UI
akun FB: Fki Ui
Contact Person (CP):
Ikhwan: 085725169469 atau 02195074881
Akhwat: 02195920296
Sabtu, 27 Februari 2010
Labels: Info Kajian Ilmiyah Islam 0 comments
pemateri: UST. ABU IHSAN AL-ATSARI Lc.
Hari : Ahad (minggu)
Tgl: 28 Februari 2010
Tempat: MASJID AL-BARKAH
Alamat: Alun-alun Kota Bekasi (samping RSUD Kota Bekasi)
Informasi:
021-819-46-95
0878-8247-2466
Rute:
Dari terminal bekasi naik K-01 ke arah Pulo Gadung, turun depan masjid
http://img2.pict.com/fe/11/9b/2932563/0/
Rabu, 24 Februari 2010
Labels: Info Kajian Ilmiyah Islam 0 commentsKajian Ilmiah dan Bedah Buku Radio Rodja di Msjd Al-Barkah, Cileungsi Bersama Ust. Abu Yahya Badrussalam & Ust. Abu Haidar As-Sundawiy
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
DKM Al Barkah dan Radio Rodja Insya Allah akan menyelenggarakan Kajian Ilmiah dan Bedah Buku yang akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Ahad, 28 Februari 2010 / 14 Robi’ul Awal 1431 H
Waktu /; 09.00 WIB – 15.00 WIB (Ashar)
Tempat : Masjid Al Barkah, Jl. Pahlawan Kp. Tengah, Cileungsi (Samping studio radio Rodja)
Pemateri/tema :
1. Al Ustadz Abu Yahya Badrussalam dengan tema “Sifat Sholat Nabi shollallahu ‘alaihi wa salam“
2. Al ustadz Abu Haidar As Sundawi dengan tema “Lika-liku Kehidupan Dalam Rumah Tangga”
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi studio Radio Rodja di (021) 8233661 pada hari kerja dan tidak pada jam Shalat
Untuk kepentingan bersama dan juga untuk kekhidmatan saat proses kajian diharapkan tidak membawa anak kecil yang bisa menganggu ketentraman bagi jamaah lain. Kajian ini Insya Allah akan disiarkan langsung oleh Radio Rodja baik itu lewat Radio, Audio Streaming di http://live.radiorodja.com atau http://live.radiorodja.com:8000 dan juga melalui Uji Coba Siaran TV Streaming/Video Streaming di http://radiorodja756.com:8200/;stream.ns
بسـم الله الـر حمـن الـر حيــم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.
يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)
يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)
يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)
Amma ba’du :
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.”*
* Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.
Hidayah itu datang ketika saya duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat itu, tepatnya saat saya sedang beranjak tidur pada malam hari yang sudah sangat larut. Tapi entah kenapa mata saya tidak mau terpejam dan hati saya gundah, tidak tenang. Pikiran saya bercabang dan berpikir kemana-mana, saat itu pikiran saya bahwa saya seakan-akan ditunjukkan akan siksa neraka bagi seorang wanita yang tidak mau menutup auratnya, karena saat itu saya memang belum berjilbab meskipun sehari-harinya saya berpakaian yang tertutup bagi orang-orang yang belum berjilbab (celana panjang, kaos panjang). Saya tidak bisa terpejam dan pikiran saya tertuju pada siksa-siksa atas wanita-wanita yg tidak mau menutup auratnya bagaimana seakan-akan tombak menembus tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala, naudzubillah...
Saya merasa takut, takut untuk menutup mata hingga saya merasa tidak akan pernah bangun lagi untuk selamanya... dan rasa malu yang sangat besar pada diri saya, bagaimana ketika saya meninggal nanti saya tidak dalam ketaatan pada Allah Azza Wa Jalla, saya tidak menutup aurat saya, nauzubillah... Tidakkah malukah saya pada Allah? Bagaimana saya bisa menghadap kepada Allah dalam keadaan seperti ini? Ya Allah... Saya pun hanya bisa berdoa dan keinginan untuk berjilbab itu datang begitu saja tanpa saya sangka ternyata Allah masih sangat menyayangi saya, hidayah itu menyapa saya dan saya pun segera menyambutnya...
Keesokan paginya saya langsung bangun dan memantapkan hati untuk memakai jilbab, tidak peduli bagaimana nantinya akan tanggapan orang dan apapun, dan hari itu juga saya dengan ibu saya langsung pergi ke toko untuk membeli seragam muslim. Subhanallah, perasaan saya ketika baru pertama kali berjilbab adalah sebuah perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, baru kali ini saya merasakan perasaan seperti ini, perasaan tenang dan nyaman melebihi rasa-rasa tenang dan nyaman yang selama ini saya rasakan...
Saat pertama kali memakai jilbab ke sekolah, teman-teman sekelas pun kaget dan mengira bahwa saya adalah teman sekelas saya yang satu lagi, yang sama-sama memakai jilbab juga dan anggota ROHIS juga. Bahkan teman sebangku saya sempat pangling nyariin saya...
Subhanallah...
Sebuah ini adalah awal dari sebuah perjalanan, perjalanan dalam meniti jalan kebenaran... Ya Allah...karuniakanlah kepadaku keistiqomahan, kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani ujian dan halangan yang melintang... Allahumma Amin..
Ingatkah kau wahai ukhti muslimah?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (Al-Baqarah: 213)
Fadhilatusy Syaikh Al-‘Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menerangkan dalam tafsirnya bahwa hidayah di sini maknanya adalah petunjuk dan taufik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala maka mesti mengikuti hikmah-Nya. Siapa yang beroleh hidayah maka memang ia pantas mendapatkannya. (Tafsir Al-Qur’anil Karim, 3/31)
Fadhilatusy Syaikh Shalih ibnu Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah ketika menjelaskan ayat
وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
beliau berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak meletakkan hidayah di dalam hati kecuali kepada orang yang pantas mendapatkannya. Adapun orang yang tidak pantas memperolehnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkannya beroleh hidayah tersebut. Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki hikmah, Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tidak memberikan hidayah hati kepada setiap orang, namun hanya diberikannya kepada orang yang diketahui-Nya berhak mendapatkannya dan dia memang pantas. Sementara orang yang Dia ketahui tidak pantas beroleh hidayah dan tidak cocok, maka diharamkan dari hidayah tersebut.”
Asy-Syaikh yang mulia melanjutkan, “Di antara sebab terhalangnya seseorang dari beroleh hidayah adalah fanatik terhadap kebatilan dan semangat kesukuan, partai, golongan, dan semisalnya. Semua ini menjadi sebab seseorang tidak mendapatkan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Siapa yang kebenaran telah jelas baginya namun tidak menerimanya, ia akan dihukum dengan terhalang dari hidayah. Ia dihukum dengan penyimpangan dan kesesatan, dan setelah itu ia tidak dapat menerima al-haq lagi. Maka di sini ada hasungan kepada orang yang telah sampai al-haq kepadanya untuk bersegera menerimanya. Jangan sampai ia menundanya atau mau pikir-pikir dahulu, karena kalau ia menundanya maka ia memang pantas diharamkan/dihalangi dari hidayah tersebut. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ
“Maka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati-hati mereka.” (Ash-Shaf:5)
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
“Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada awal kalinya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al-An’am:110) [I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, 1/357]
Perlu engkau ketahui, hidayah itu ada dua macam:
1. Hidayah yang bisa diberikan oleh makhluk, baik dari kalangan para nabi dan rasul, para da’i atau selain mereka. Ini dinamakan hidayah irsyad (bimbingan), dakwah dan bayan (keterangan). Hidayah inilah yang disebutkan dalam ayat:
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) benar-benar memberi hidayah/petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52)
2. Hidayah yang hanya bisa diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak selain-Nya. Ini dinamakan hidayah taufik. Hidayah inilah yang ditiadakan pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, terlebih selain beliau, dalam ayat:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) tidak dapat memberi hidayah/petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki.” (Al-Qashash: 56)
Yang namanya manusia, baik ia da’i atau selainnya, hanya dapat membuka jalan di hadapan sesamanya. Ia memberikan penerangan dan bimbingan kepada mereka, mengajari mereka mana yang benar, mana yang salah. Adapun memasukkan orang lain ke dalam hidayah dan memasukkan iman ke dalam hati, maka tak ada seorang pun yang kuasa melakukannya, karena ini hak Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. (Al-Qaulul Mufid Syarhu Kitabit Tauhid, Ibnu Utsaimin, sebagaimana dinukil dalam Majmu’ Fatawa wa Rasa’il beliau 9/340-341)
Maka bersyukurlah kita atas nikmat Iman, nikmat Islam, nikmat sehat yang telah Allah berikan pada kita... Semoga kita senantiasa menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur... Allahumma Amin...
Ditulis oleh:
Ummu Zahratin Nisa As-Sundawiyyah
Bogor
Ketika kegelapan menyelimuti langit...
بسـم الله الـر حمـن الـر حيــم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.
يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)
يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)
يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)
Amma ba’du :
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.” (1). Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.
Ini adalah beberapa patah kata ringkas yang aku alamatkan kepada akhwat muslimah di setiap tempat – melalui jaringan internet – apalagi jaringan internet seperti ini sudah menjadi sarana yang paling cepat dan bermanfaat untuk menyebarkan dakwah yang bersumber dari Al Kitab dan As Sunnah sesuai dengan manhaj As Salafush Sholeh -semoga Allah merahmati mereka. Dan aku telah menyusunnya dalam beberapa poin dan beberapa potongan ringkas. Sebaik-baik perkataan adalah perkataan Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shollallaahu’alayhiwasalla
Dari risalah “Secara tulus untuk setiap muslimah”.
Aku katakan wa billaahit tawfiiq:
Aku nasehatkan setiap wanita muslimah, baik yang telah menikah atau masih sendiri, yang kecil atau yang besar, yang tua atau yang muda, agar ia bertakwa kepada Allah terhadap dirinya karena Allah telah berfirman kepada Nabi-Nya shollallahu’alayhiwasallam
“Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah..” (Q.S.33:1)
Maka orang-orang selain Nabi Muhammad shollallahu’alayhiwasallam
Maka janganlah engkau memandangi pria-pria asing, baik di jalan atau di pasar, atau di televisi, atau di foto-foto dan majalah-majalah serta koran-koran, atau di jaringan internet. Karena pandangan itu adalah pintu masuk kepada perkara yang lebih besar lagi. Allah berfirman:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S. 24:31)
Dan janganlah seorang wanita melembut-lembutkan suaranya di depan para pria asing – non-muhrim – sama saja baik perkataannya itu secara langsung seperti ketika berjual-beli di pasar, atau seperti yang berbicara kepada saudara-saudara suaminya atau salah satu kerabatnya atau suaminya yang bukan muhrim – sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian masyarakat, atau juga ketika perkataannya itu dari balik hijab, atau melalui telpon atau Paltalk atau Messenger. Allah berfirman:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik,” (Q.S. 33:32)
Firman ini ditujukan kepada ummahaatul mu`miniin yang bersih dan selalu menjauhkan diri dari perkara-perkara tidak baik, di dalam suatu masyarakat yang suci murni, yang dipilih oleh Allah untuk mendampingi Nabi-Nya shollallaahu’alayhiwasalla
Dan seorang wanita muslimah hendaknya tetap di rumahnya dan tidak keluar ke pasar kecuali untuk keperluan yang benar-benar darurat dan dengan keadaan tidak mutabarrijah. Kalau ada orang yang memenuhi keperluannya di pasar maka hendaknya berhamdalah. Dan hendaknya ia juga waspada untuk tidak keluar ke taman-taman dan tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat yang bercampur baur dengan laki-laki, baik anak-anak muda atau yang lain. Allah berfirman:
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Q.S.33:33)
Dan wajib atas seorang muslimah yang sungguh-sungguh mencintai Allah dan Rasul-Nya -tidak sekedar mengaku-ngaku- untuk mengenakan hijab syar’iy yaitu dengan menutup wajahnya dan memakai pakaian yang longgar dan panjang, bukan yang sempit, pendek atau tembus pandang, kalau ia ingin keluar dari rumah untuk suatu keperluan. Allah berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. 33:59)
Umar rodhiyallaahu’anhu berkata: “Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi seorang muslimah, ketika ia mempunyai suatu keperluan, untuk keluar dengan mengenakan kain penutup miliknya atau milik tetangganya sambil bersembunyi-sembunyi sehingga tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, sampai kemudian ia kembali lagi ke rumahnya”.
Semua ini, yaitu menetap di dalam rumah dan selalu berhijab, muncul dari buah ilmu syar’iy yang bersumber dari Al Kitab dan As Sunnah. Allah berfirman:
“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. 33:34)
Meskipun perkataan ini ditujukan kepada ummahaatul mu`miniin, namun yang dijadikan ibroh adalah keumuman lafal bukan kekhususan sebab, dan para wanita selain ummahaatul mu`miniin lebih memerlukan ilmu dan lebih perlu mempelajari hal-hal yang meluruskan agamanya.
Dan yang paling harus diketahui oleh setiap muslim dan muslimah adalah mentauhidkan Allah dan mengesakan-Nya dalam ibadah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun agar ibadahnya diterima. Dan seorang muslimah hendaknya menjaga dirinya dan kehormatannya. Allah berfirman:
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. 60:12)
Dan ketahuilah wahai akhwat muslimat, bahwa ayat berikut ini begitu mencakup, padat, sarat muatan, menghimpun dan mencukupi, bagi orang yang mentadabburi, memahami dan mengamalkannya. Yaitu firman Allah:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S. 33:35)
Aku nasehatkan para akhwat muslimat untuk memiliki perhatian terhadap ilmu syar’iy yang berasaskan dalil dari Al Kitab dan As Sunnah, yang tanpanya suatu ibadah wajib tidak akan dapat dilakukan. Dan aku tidak bermaksud bahwa seorang muslimah mendalami masalah-masalah sekunder dengan mengorbankan perbuatan-perbuatan wajib yang harus ia kerjakan seperti mengurus suami dan anak-anak, mengatur rumah. Hal-hal ini lebih wajib untuknya daripada mendalami masalah-masalah sekunder dalam agama.
Hendaknya ia memulai dengan yang pokok. Dengan memahami tauhid dan segala hal yang bertentangan dengannya dari perkara syirik yang termasuk pembatal agama. Kemudian dengan masalah-masalah yang dapat membetulkan sholatnya, demikian juga masalah-masalah thoharoh untuk wanita, dan dia harus mengetahui kapan harus sholat dan puasa dan kapan harus berhenti sholat dan puasa misalnya, dan seterusnya. Dia juga perlu mempelajari hal-hal yang membuatnya mengerti soal pendidikan anak-anaknya, demikian juga kiat-kiat mengurus suami dengan baik. Intinya, seorang wanita muslimah harus mempelajari hal yang paling wajib terlebih dahulu, kemudian hal yang wajib di bawahnya, berkaitan dengan segala sesuatu yang membetulkan ibadahnya dan yang tanpanya suatu perkara wajib tidak dapat dilaksanakan. Dan dia menjauh dari masalah-masalah khilafiyyah sebisa mungkin, bahkan hendaknya dia berusaha keras untuk itu.
Sebagaimana aku juga menasehatkan para muslimah untuk meninggalkan perdebatan dalam masalah agama dan memberikan bantahan-bantahan yang menjadi kesibukan sebagian mereka yang mengklaim diri sebagai penuntut ilmu. Mereka ikut-ikutan para thullaabul ilmi dan masyayikh dalam masalah memberi bantahan kepada orang yang menyelisih. Si fulanah ini menulis bantahan untuk fulanah ini. Yang ini menulis bantahan untuk fulanah itu. Sampai-sampai seorang dari muslimah itu menulis bantahan kepada si fulan yang itu. Maka mereka sibuk dan disibukkan dari perkara wajib yang tentangnya mereka akan dimintai pertanggungjawaban.
Wahb bin Munabbih -semoga Allah merahmatinya- berkata: “Tinggalkan perbuatan berbantah-bantahan dan saling mendebat dari urusanmu. Karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat melemahkan salah satu dari dua orang ini: orang yang lebih berilmu darimu. Bagaimana engkau akan mendebat dan berbantahan dengan orang yang lebih berilmu darimu? Kemudian orang yang kamu lebih berilmu darinya. Bagaimana kamu akan mendebat dan berbantahan dengan orang yang kamu lebih berilmu darinya dan dia tidak mau menurutimu. Maka putuslah hal itu dari dirimu.”
Abdullah al Basriy -semoga Allah merahmatinya- berkata: “Sunnah menurut kami itu bukanlah dengan engkau membantah para pengikut hawa nafsu, akan tetapi sunnah menurut kami adalah dengan engkau tidak mengajak bicara seorangpun dari mereka.”
Al Abbas bin Gholib al Warraaq -semoga Allah memberinya rahmat- berkata: “Aku berkata kepada Ahmad bin Hanbal: “Wahai Abu Abdillah ketika aku berada di suatu majlis yang tidak ada seorangpun yang mengetahui sunnah kecuali aku, kemudian ada seorang mubtadi’ yang berbicara, apakah aku membantahnya?”. Imam Ahmad berkata: “Jangan kamu pasang dirimu untuk orang ini. Beritahukan yang sunnah dan jangan kamu mendebat”. Maka aku ulangi lagi perkataanku itu kepadanya. Lalu ia berkata: “Aku memandangmu tidak lain hanyalah seorang pendebat”.
Dan tinggalkanlah perbuatan memberitahu orang tentang sesuatu yang masih “katanya” di antara kalian, wahai para akhwat. Dan janganlah engkau menghukumi seseorang dari kalian dengan suatu pelanggaran sampai engkau mendapatkan kepastian dan engkau tanyakan kepada salah seorang ulama atau masyayikh atau kepada para tholabatul ilmi yang dikenal dengan keistiqomahannya di atas manhaj salaf dan termasuk orang yang memiliki keteguhan dan pertimbangan sehat. Bukan termasuk orang-orang yang tergesa-gesa dan tertipu oleh dirinya sendiri dengan membangga-banggakannya meskipun mereka itu adalah salafiyyin. Kamu tanyakan kepada mereka tentang hal yang diyakini oleh seorang dari kalian sebagai pelanggaran menurut pandangannya. Agar tidak sampai terjadi perpecahan pendapat, keberselisihan hati dan ke-saling-menjauh-an perasaan.
Dan hendaknya seorang yang menjadikan dirinya sebagai da’i dari kalian, untuk bertaqwa kepada Allah di dalam dakwahnya. Maka dia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak seorang da’i kepada Allah. Yaitu berhias dengan kesabaran terhadap orang yang menyelisihi, dan begitu juga terhadap orang yang jahil. Dan sebelumnya hendaknya ia menyiapkan persenjataan berupa ilmu tentang hal-hal yang ingin ia sampaikan dan ia dakwahkan. Dan salah satu hal yang menunjukkan kafaqihan Imam Bukhori dan pemahamannya yang benar atas Al Kitab dan As Sunnah, bahwasanya beliau membuat satu bab dalam kitab al Jaami’ ash Shohiih-nya, dan berkata: “Bab, Mengilmui sebelum berkata dan beramal”. Allah ta’aalaa berfirman: (maka ketahuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan memohon ampunlah atas dosa-dosamu).
(Diterjemahkan oleh redaksi akhwat.web.id dari tautan: http://www.sahab.net/forum
www.akhwat.web.id
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (QS. An-Nuur : 26)
Imam Syafi’i berkata :
Jagalah diri kalian
Maka wanita kalian akan terjaga harga dirinya
Dalam perkara yang tidak layak bagi seorang muslim
Karena zina adalah hutang
Yang engkau pinjam
Sedang pelunasannya diketahui oleh keluargamu
Siapa saja yang berzina
Ia akan diukur dengannya
Meskipun hanya dengan tembok rumahnya
Jika engkau berakal
Maka pahamilah hal ini.
http://www.sahab.net/forum
بسـم الله الـر حمـن الـر حيــم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.
يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)
يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)
يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)
Amma ba’du :
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.” (1). Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.
Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanyalah milik Allah Subhaanahu wa ta'ala,
Raja semesta alam. Semoga Dia senantiasa memberikan
kekuatan dan kesabaran kepada kita dalam setiap pijakan
langkah di muka bumiNya. Selanjutnya, semoga salam dan
sejahtera selalu tercurah kepada Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam, seorang Nabi paling akhir, manusia termulia
serta kekasihNya yang kehadirannya telah dihadiahkan bagi
dunia yang gelap gulita sebagai satu-satunya teladan
paripurna untuk segenap makhluk yang hidup sesudahnya.
Semoga keselamatan juga tetap terlimpah kepada
keluarganya, para sahabat beliau yang mulia, alim ulama serta
seluruh umat yang tak pernah henti dicintainya.
Putriku terkasih,...!!
Memandang lelapmu dalam dekapan sang ibu selama
ini, selalu membuatku yakin bahwa segalanya akan berjalan
baik-baik saja. Menikmati lembut nafasmu di atas buaian,
selalu membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu masamasa
yang indah itu dengan cepat telah berlalu. Dan usia terus
saja mengambil jatahnya. Hingga ketika hari telah berganti
minggu, dan bulan pun menapak tahun, tiba-tiba baru
kusadari bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku. Karena
sudah tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan
milikmu sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus kulepaskan
menuju kehidupan baru di luar sana.
Dunia luar! Adalah sebuah tempat yang sama sekali tak
ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu
untuk tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang
bakal terus menghadangmu. Dengan bumi yang semakin tua
serta dipenuhi oleh beragam fasilitas yang seharusnya bisa
lebih memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru
membuat realitas kehidupan makin bertambah kacau dan
carut marut. Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan
dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara terangterangan.
Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang
dan sebabnya telah makin menjauhkan manusia dari
kehidupan yang ideal. Percampuran antara pria dan wanita
yang melanda setiap jengkal bumi telah menjadi
pemandangan biasa dan wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa
pun, ‘kewajaran’ itu mulai menampakkan gejala-gejala yang
membahayakan. Ya, berbagai macam dampak negatif atas
budaya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan)
mulai muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu
adalah yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung
maupun tidak. Lalu liputan dari berbagai media yang cuma
berisikan berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlombalomba
untuk menampilkan sisi bengis dan buram wajah
kehidupan. Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar
kita hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun
yang benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku kembali
lagi menatap dunia yang liar itu melalui jendela rumah kita.
Tiba-tiba telah digerakkanNya tanganku untuk menuliskan
beberapa patah kata yang ingin kutitipkan untukmu.
Maka hanya kepadamulah wahai puteri tercinta,
kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan
rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada
Allah Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-, agar
selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan serta
ridha-Nya. Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan
tak ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia.
Akhirnya, selamat memasuki masamasa remaja,
putriku! Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat dan
waktu.
Semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala membimbing kita
semua.
KETIKA BENIH MULAI TUMBUH
Setetes cinta yang tertawan
Dan benih kasih yang tersipu
Berbalut asa dan doa
Hingga tibalah tiupan ruh
Jadilah,... Maka jadilah kamu!
Putriku terkasih,...!!
Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan
nanti. Bahkan ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang
keluar dari tubuh fana hilang dihisap oleh alam sekitar. Kita
tak pernah tahu apakah masih ada kesempatan untuk sekali
lagi mengedipkan mata. Bahkan kita tak bisa menjamin pada
diri sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada
detik berikutnya, kecuali hanya dengan izin Sang Empunya
hidup hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala memberikan
iradahNya. Dan sesungguhnya, takdir jualah yang telah
menuntunmu hingga di titik ini.
Maka begitulah yang telah terjadi di saat itu. Masamasa
di mana benih cinta kedua orang tuamu dipersatukan
dalam sebuah ikatan yang sakral. Hingga Allah Subhaanahu wa
ta'ala pula yang telah menciptakan dan
menumbuhkembangkan benih suci dari buah kasih itu
bersama hujan cinta-Nya. Menjaga serta merawatmu dari
detik ke detik dalam pelukan rahim kasih sayang. Lalu waktu
pun terus berlalu sampai tiba sebuah hari saat semua orang di
sekeliling berharap-harap cemas saat menantikan
kehadiranmu. Dan kepadamu, ingin ku sampaikan sebuah
firman Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang kehadiran seorang
anak sepertimu bagiku:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّھَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِیمٌ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala
yang besar." (Al-Anfal: 28)
Itulah faktanya! Bahwa kehadiranmu yang sangat
membahagiakan itu hakekatnya adalah benar-benar hanya
sebagai ujian dan cobaan semata. Dengan ilmuNya, telah Dia
percayakan engkau dalam asuhan kami. Maka, kau pun harus
paham bahwa untuk mengemban amanah berat itu
memerlukan suatu proses serta cara yang tepat. Agar ketika
tiba waktunya nanti untuk mempertanggungjawabkanmu
dihadapanNya, aku akan bisa tersenyum sekaligus
membanggakan dirimu.
Selanjutnya, tak ada lagi keinginan lain dalam diriku
kecuali cita-cita untuk membawamu kepada jalan cahaya yang
telah disediakanNya. Hari depanmu yang -bahkan kami sendiri
belum tahu- itu harus mampu kau lalui dengan baik. Dan
khusus untukmu, wahai putriku terkasih, jadikan segala hal
yang telah berlalu itu sebagai kekuatan untuk menyongsong
hari esok milikmu yang jelas belum bisa kami bayangkan.
SEKUNTUM KEMBANG DI PADANG ILALANG
Ilalang yang terhampar
Desau angin dan dengung kumbang-kumbang
Angin zaman memang telah berubah arah
Sampai waktu milikmu akan tiba
Jangan pernah hilang wangimu tersia-sia
Hari ini, waktu telah mengantarmu pada kedewasaan
yang begitu mempesona. Masa berganti rupa dan usia
menapak dewasa. Tak terasa, kau telah tumbuh menjadi
seorang gadis remaja. Di depan sana, gerbang dunia luar yang
terbuka lebar-lebar telah siap menyambutmu dengan segenap
kegenitan serta gemerlap yang menggoda. Sungguh,
melepaskanmu di tengah masyarakat yang begitu awam
terhadap syariat Islam, selalu membuatku bimbang.
Menyadari bahwa taring-taring tajam kehidupan yang
menganga itu selalu siap menerkammu, memaksaku untuk
sekali lagi mengingatkanmu. Tapi kau pun harus tetap
melangkah ke depan. Oleh sebab itu, dengarkanlah pesanku,
wahai putri tercinta! Perhatikanlah segala fenomena di
sekelilingmu yang bisa membuatmu kalah oleh kehidupan.
Sudahkah kau menyadarinya?
MEDIA AMORAL
Ketahuilah Putriku,...!!
Kau sedang hidup pada sebuah zaman di mana waktu
dan tempat yang seolah telah menjadi sebuah dimensi yang
serba mudah diakses. Tak ada yang tak diketahui oleh siapa
pun tentang sesuatu yang sedang terjadi di belahan bumi lain
pada saat bersamaan. Berbagai macam kecanggihan teknologi
telah memungkinkan siapa pun untuk menyampaikan apa
yang diinginkannya pada orang lain. Termasuk fasilitas
informasi serta telekomunikasi yang telah berkembang
dengan sedemikian cepatnya. Maka telepon genggam, televisi,
radio, sampai dengan internet telah menjadi sarana yang
umum di dalam menyebarkan informasi sekaligus propaganda.
Arus informasi yang berasal dari segala macam sumber dan
kepentingan akan sangat mudah membentuk kepribadian
serta pola pikirmu bila kau tak memiliki benteng yang kuat.
Belum lagi dengan fenomena kemunculan media-media cetak
tak bermoral yang semakin hari semakin mudah ditemukan di
jalanan. Majalah, surat kabar, tabloid, sampai dengan komik
dan novel yang berjejer manis cuma berisikan cerita-cerita
hasutan bagi jiwa serta impian semu. Dan itu bisa sangat
mudah untuk kau dapatkan di setiap tempat. Akhirnya,
kenyataan itu hanya semakin menambah runyamnya wajah
duniamu saat ini.
Kau pun juga harus mengerti bahwa masyarakat yang
ada di sekitarmu adalah sekumpulan orang-orang yang ‘sakit’.
Masyarakat yang tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah
sebuah bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan
mudah kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut
sekalipun.
Ketika tayangan-tayangan televisi serta film-film barat
yang sekuler telah menjadi tontonan wajib sekaligus "trade
mark" bagi identitas generasi masa kini. Dan tokoh panutan
para remaja adalah para bintang film, artis, serta olah ragawan
yang nota bene merupakan orang-orang yang mungkin belum
pernah bisa merasakan makna hidup yang sejati. Maka
perlahan namun pasti, sebuah peradaban telah bergeser.
Nilai-nilai kehidupan, etika religius serta pola pikir yang sehat
sedang terancam keberadaannya untuk kemudian digantikan
oleh sebuah tatanan serta nilai-nilai baru yang –ironis-nyamerupakan
"produk gagal" di negara asalnya. Ya, pahampaham
sekulerisme, hedonisme, nihilisme, materialisme serta
free sex sesungguhnya merupakan produk sampah dari
sebuah peradaban yang me-ngaku "modern".
Besarnya angka kriminalitas, semakin tingginya tingkat
depresi serta keresahan yang tak tersembuhkan di kalangan
masyarakat barat adalah bukti-bukti nyata sekaligus efek
langsung dari penerapan semua paham-paham tersebut. Dan
ketika menyadari bahwa tatanan itu telah gagal, maka mereka
justru berlomba-lomba untuk mencari "pasar" baru bagi ideide
sampah tersebut agar laju roda perekonomian serta
rencana besar yang sedang mereka susun tetap bisa berjalan
sesuai rencana. Maka, itulah yang sedang kita lihat di
sekeliling kita hari ini. Wajah Barat yang ditiru habis-habisan
oleh sebagian besar anak muda. Citra "maju" dan "modern"
sepertinya cukup ampuh untuk menarik para remaja itu.
Parahnya, melalui media yang semakin beragam dan
canggih, segala macam kegagalan itu bisa tersaji secara apik,
indah dan sangat menggiurkan bagi pemirsanya. Tentu saja,
semuanya itu memang telah direncanakan secara matang oleh
musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala dalam upaya
abadinya merongrong umat Islam dari dalam. Mengenai hal ini, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sendiri
telah mengingatkan kita:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ
تَبِعْتُمُوْھُمْ قُلْنَا یَا رَسُوْلُ اللهِ اَلْیَھُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟!
"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi dan budaya umat
sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi
sehasta hingga jikalau mereka masuk ke dalam liang dhab
(sejenis biawak), maka kalian akan mengikutinya!! Kami
bertanya, " Wahai Rasulullah! Apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?" Beliau bersabda, "Siapa lagi?!" (HR. al-Bukhari, no.
22/298)
Putriku tercinta,...!!
Jangan kau sia-siakan waktu-waktu senggangmu
dengan nongkrong di depan TV atau melakukan perbuatan
yang tidak mendatangkan keuntungan duniawi dan akhirat.
Gunakanlah waktumu untuk belajar, memperdalam ilmu
agamamu, membaca, menulis ataupun kegiatan yang
bermanfaat lainnya.
EMANSIPASI SALAH KAPRAH
Putriku tercinta,...!!
Musuh-musuh Islam itu tak pernah sedetik pun
beristirahat untuk memikirkan cara-cara agar agama Islam
serta umatnya semakin terpuruk dari zaman ke zaman.
Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta
kebodohan yang melanda hampir seluruh masyarakat Muslim.
Secara perlahan namun pasti, mereka dengan licik telah
menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa
mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan serta
pengajaran di kalangan wanita Muslim. Secara halus mereka
terus menerus meniupkan angin surga emansipasi di kalangan
kaummu, para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana
besar mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke
lembah penindasan serta menjebloskannya ke dalam jurang
kehancuran yang menyesatkan.
Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya
diawali dengan tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan
gaji serta jam kerja antara kaum wanita dan lelaki yang samasama
bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai
santer bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa
itu akhirnya meluas dan merambat pada bidang-bidang lain
yang secara spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan
oleh pihak-pihak tertentu. Lalu lebih jauh, tuntutan atas
persamaan hak tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas
‘perusakan’ hak dari kaum lelaki. Misalnya, pada mulanya
kaum wanita menuntut hak untuk bebas memilih pasangan
hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun
kemudian hak tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk
menyerahkan dirinya kepada siapa saja yang mereka
kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa saja yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah
yang satu ini. Sebab Allah Subhaanahu wa ta'ala juga telah
mengingatkan dalam firmanNya,
وَلَا تَقْفُ مَا لَیْسَ لَكَ بِھِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْھُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta
pertanggungjawabannya." (Al-Isra: 36)
Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum
di sekelilingmu bila pada malam hari, masih banyak para
wanita yang berkeliaran sendirian atau berkelompok, mereka
sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para
buruh dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan
pekerjaan laki-laki di setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan
begitu cara memaknai posisi wanita yang sebenarnya dalam
sebuah posisi yang terhormat.
Masih ingatkah kau dengan kisah Khadijah radhiyallahu
‘anha dan kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya
termasuk wanita yang sesungguhnya pantas menyandang
gelar sebagai "wanita sukses". Bahkan dengan keharumannya,
sampai saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan
pesona abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati
wanita Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari teladanteladan
lain yang jelas-jelas kedudukannya jauh berada di
bawah kedua wanita yang mulia itu? Sungguh, Khadijah
radhiyallahu ‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita
karier sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi
teladan bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan,
kedermawanan, serta keberhasilannya dalam bisnis
perdagangan telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya
dalam mendampingi sang suami yang menjadi seorang pemimpin umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita
lain di zaman mana pun. Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah
radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus
pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami
tercinta meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan
dalam membantu tugas suami, siaga dan lincah dalam
mendukung "program-program" suami yang sekaligus seorang
nabi dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati
seorang istri? Keduanya termasuk wanita karir sejati, wahai
putriku! Keduanya termasuk pahlawan dan penegak
kehormatan sejati bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu
mampu menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat
tertinggi tanpa pernah mengurangi sedikit pun derajat serta
kehormatannya.
Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali
kau tergoda oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar
disampaikan oleh orang-orang di sekitarmu. Karena
sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk
menyelamatkan ataupun membebaskanmu dari "jerat tali
penindasan" melainkan justru untuk menghancurkan dirimu
dan agamamu dari dalam.
IKHTILATH TANPA BATAS
Putriku sayang,...!!
Tak bisa disangkal lagi bahwa saat ini, sulit sekali
menemukan tempat yang bebas dari bercampur baurnya
antara dua jenis manusia yang berbeda. Ikhtilath yang terjadi
di segenap aspek kehidupan telah berlangsung pada tingkatan
yang sangat sulit untuk diubah. Dari ruang-ruang sekolah,
kampus, perkantoran, pabrik bahkan sampai pada tempat
sarana umum serta transportasi pun tak lepas dari budaya itu.
Kondisi masyarakat yang apatis serta awam terhadap ilmu
agama, ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh budaya
western yang tak pernah selesai membawa 'angin budaya'nya
seakan telah menjadi mode baru yang wajib ditiru. Sekaligus
menjadi legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan tersebut.
Di satu sisi, tak dipungkiri pula bahwa masih banyak
orang-orang "pintar" di belakang pembuat kebijakan itu yang
memandang bahwa 'kumpul-kumpul' seperti itu merupakan
sarana bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara
kedua jenis yang mana akan mampu menjadi penjernih naluri
antara keduanya. Meski sesungguhnya, sudah sangat jelas
terlihat akibat-akibat dari budaya pergaulan bebas itu. Yang
tentu saja bisa dijadikan pelajaran oleh siapa pun juga yang
mau sadar dan mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di
luar negeri yang memaparkan betapa tragis dan
mengerikannya kondisi masyarakat yang diakibatkan oleh
pergaulan bebas. Institusi-institusi pendidikan, perkantoran
atau-pun yang lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur
bagi terus tumbuh dan berkembangnya paham yang sangat
berbahaya ini. Karena pada kenyataannya, ikhtilath atau percampuran bebas antara dua jenis ini merupakan unsur
paling menentukan untuk terjadinya masalah-masalah
seksualitas, penderitaan psikologis, serta rangsangan naluri.
Dan di sisi lain, hal-hal semacam itu sama sekali belum dan
tidak akan pernah terbukti mampu menjernihkan naluri
seperti apologi dari beberapa orang "pintar" tadi.
Kemudian muncullah akibat-akibat lanjutan dari
kondisi yang mengenaskan itu, di tengah-tengah masyarakat
yang bingung. Maraknya realitas kehamilan di luar nikah,
aborsi, pemerkosaan, bahkan sampai dengan kasus-kasus
bunuh diri serta pembunuhan yang tidak jarang
dilatarbelakangi oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu.
Tatanan masyarakat yang porak poranda, etika moral yang
tercabik-cabik serta rasa malu yang sudah terangkat benarbenar
telah memunculkan kekhawatiran yang dalam akan
masa depan sebuah kehidupan.
Padahal, andai saja kaum Muslimin benar-benar setia
dan istiqamah dalam memegang teguh konsep Islam secara
benar dan kaffah, maka sudah barang tentu pengaruhpengaruh
ideologi itu tidak akan masuk apalagi sampai
merusak ke dalam jiwa, akal dan pikiran mereka. Di sisi lain,
kaum Muslimin semestinya juga harus kukuh dalam
menghadapi segala tipu daya kaum non Muslim yang memang
tak akan pernah berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan
Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri telah memberikan
jaminanNya atas kemenangan agamaNya dari tipu daya
mereka, dengan syarat bahwa kaum Muslimin harus tetap
istiqamah dalam menjujung tinggi sikap sabar dan taqwa.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا یَضُرُّكُمْ كَیْدُھُمْ شَیْئًا
"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka
sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu."
(Ali Imran:120)
SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI
Telah puas kau jaga
Mekarnya kuntum nan dinanti
Wangi bertabur sari madu
Pesona bening takkan pernah terganti
Ilalang iri belalang dan kumbang menanti
Putriku tercinta,...!!
Ke mana pun langkah akan kau bawa, sesungguhnya
bumi tempat kau berpijak akan selalu menjadi saksi bagimu
kelak di hari perhitungan. Tatkala godaan dan rayuan dunia
yang semakin hari jelas semakin berat akan kau temui kelak di
kemudian hari. Maka, selalu ingatlah bahwa kau adalah bagian
dari komunitas makhluk mulia yang dicipta-kan untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Seorang penghuni alam yang tak layak
untuk berbuat kemungkaran di atas amanah berat yang
terlanjur dipikulkan. Sebuah amanah besar yang bahkan
gunung-gunung pun tak sanggup memikulnya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَیْنَ أَنْ یَحْمِلْنَھَا وَأَشْفَقْنَ مِنْھَا
وَحَمَلَھَا الْإِنْسَانُ إِنَّھُ كَانَ ظَلُومًا جَھُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Al-
Ahzab: 72)
Namun demikian, Allah Subhaanahu wa ta'ala pun tak
pernah melepaskan umat manusia begitu saja tanpa bekal yang memadai. Hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala
menganugerahkan bagi seluruh umat manusia yang ada di
dunia ini kelebihan-kelebihan yang bila mampu digunakan
sesuai dengan ketentuanNya, maka amanah besar itu akan
dapat dilaksanakan dengan baik.
Sungguh, tak ada keraguan sedikit pun untuk
menyadari bahwa setiap insan itu diciptakan dalam kondisi
yang paling baik. Tanamkanlah dalam jiwamu bahwa kau
adalah terlahir sebagai makhluk yang sempurna. Dengarkanlah
jaminan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri tentang
betapa paripurnanya penampilan fisik dari makhluk bernama
manusia, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa ta'ala,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِیمٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Belum lagi dengan anugerah akal yang diberikanNya
bagi umat manusia agar mampu memilah dan memilih
kebenaran sekaligus sebagai pembeda antara mereka dengan
makhluk yang lainnya. Maka, Islam sebagai pedomanmu itu
pun telah menyeru pada setiap diri agar selalu
mempergunakan pikiran dan akalnya dalam upaya untuk
menjadi makhluk yang paling mulia di sisiNya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
الَّذِینَ یَذْكُرُونَ اللَّھَ قِیَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِھِمْ وَیَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ ھَذَا بَاطِلًا
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ‘Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan
sia-sia." (Ali Imran: 191)
Di perjalanan hidupmu yang bakal kau tempuh, akan
banyak sekali kau temui bermacam godaan serta tipu daya
setan yang tanpa kenal lelah berusaha untuk selalu
merayumu. Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah
sampai tercapai apa yang mereka inginkan. Dengan kondisi
masyarakat yang masih sakit seperti itu, maka sudah
sepantasnyalah kau harus ikut serta dalam upaya-upaya untuk
memperbaikinya.
Jadi, seberat apa pun godaan serta rintangan yang
akan kau hadapi kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti,
maka sesungguhnya Dia pun telah memberikan jalan
kemudahan dan keselamatan bagi setiap hambaNya. Melalui
para rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan
yang menjadi jalan keluar bagi semua permasalahan yang
datang di setiap zaman. Kaidah-kaidah itulah yang selama ini
dikenal sebagai agama. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa
ta'ala menurunkan aturan-aturanNya tersebut sebagai
penjaga dan pemelihara manusia agar terbebas dari jurang
kesengsaraan dan kesulitan. Dan justru bukan malah
sebaliknya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
مَا أَنْزَلْنَا عَلَیْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى ( 2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ یَخْشَى
"Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu
menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang
takut (kepada Allah)." (Thaha: 2-3)
Oleh karena itu wahai putriku kembalilah kepada al-
Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, pelajarilah, hayatilah, dan kemudian amalkanlah
dengan penuh istiqamah.
HIJAB
Putriku, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa
sesungguhnya kau diciptakan dengan fitrah yang sangat
mempesona? Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di
muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan
orang-orang yang tak mengerti? Maka ingatlah selalu pada
sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
"Setelah meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah
(ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada
masalah wanita." (HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim, no.
2740, 2741)
Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita
sepertimu itu, adalah sebuah permasalahan yang harus
disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja,
kondisi ini pun menuntut konsistensi sikapmu agar benarbenar
mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Dengan penampilan pesona performa fisikmu, serta
kecenderungan untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada
orang lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki
jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang telah diperingatkan itu. Wahai putriku tersayang,
Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan
yang hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu
sebagai sarana setan untuk men-jerumuskan dirimu sendiri
atau bahkan orang lain ke dalam neraka Jahanam.
Na'udzubillah!
Sebab bagaimanapun, Tuhanmu sangat menyayangi
dan selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan
dunia dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dan Dia pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang
kamu tak sanggup memikulnya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
لَا یُكَلِّفُ اللَّھُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَھَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286).
Maka karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan
pada kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab)
yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari
pandangan orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu
yang lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu
peroleh. Sebab dengannya, kalian akan dapat lebih mudah
dikenali sebagai wanita bak-baik, sehingga tidak diganggu oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ یُعْرَفْنَ فَلَا یُؤْذَیْنَ وَكَانَ اللَّھُ غَفُورًا رَحِیمًا
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)
Putriku shalihah,...!!
Menutup aurat sebagaimana ketentuan Allah
Subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya
dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa ataupun
zakat. Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai
konsekwensi serta sanksi berat yang telah ditentukan.
Perintah Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang masalah hijab
(jilbab) juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang beriman." Maka, sungguh ini menunjukkan pada siapa pun
juga tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi
setiap wanita Mukminah sepertimu.
Allah berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ یَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِھِنَّ وَیَحْفَظْنَ فُرُوجَھُنَّ وَلَا یُبْدِینَ زِینَتَھُنَّ إِلَّا مَا
ظَھَرَ مِنْھَا
"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kehormatannya, dan janganlah mereka memperlihatkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An-
Nur: 31)
Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana
sesuai dengan yang semestinya, maka tak akan pernah lagi
ditemui pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasuskasus
perkosaan yang seringkali terjadi di tengah-tengah
masyarakat. Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta
memelihara kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai
wanita Mukminah. Syariat Allah Subhaanahu wa ta'ala itu
benar-benar menginginkan posisi wanita bisa berada pada
kedudukan kemanusiaan yang mulia serta tidak terjerembab
sebagai komoditas yang diperjualbelikan dalam pengertian
yang luas. Di mana pada gilirannya nanti akan dapat
menunjang keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang
juga mesti kau ingat adalah bahwa hijab bukanlah sarana
untuk memasung segala potensi serta bakatmu. Sebab
kewajiban-kewajiban lain seperti menuntut ilmu, beramar
ma’ruf serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan
syar’i masih tetap bisa kau lakukan sepanjang masih
memenuhi kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.
SAHABAT SEJATI DAN LINGKUNGAN PERGAULAN
Setelah kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak
telah kau pasang sebuah perlindungan awal dan mendasar
untuk mulai menapak masuk ke dalam kehidupan yang
semakin rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian di
sana. Sebab, hanya dengan teman serta lingkungan yang
baiklah, maka kau akan mampu untuk mempertahankan nilainilai
agama yang selama ini telah kau pegang. Janganlah
pernah berhenti mencari sebuah pertemanan tulus serta
lingkungan yang baik demi keselamatan agamamu dan
kesucian dirimu. Karena siapa pun tak akan sanggup bertahan
sendirian di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat.
Kau akan tetap membutuhkan seorang teman serta
lingkungan yang tepat untuk bisa memperbaiki kualitas hidup
serta imanmu di masa-masa yang akan datang. Ingatlah,
bahwa tidak semua orang bisa kau jadi-kan sahabat atau
teman. Rasulullah n telah mengingatkan kita tentang hal ini
melalui lisannya yang suci:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِیْنِ خَلِیْلِھِ فَلْیَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ یُخَالِلُ.
"Seseorang itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya,
maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan
dengan siapa ia akan berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833
dan at-Tirmidzi)
Dan dengarlah wahai putriku! Bahwa sebaik-baik
persahabatan itu adalah yang bisa memberikan manfaat
bagimu di bidang agama sekaligus dunia. Bahkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam sendiri mempertegas perlunya
sikap kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ یَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ.
"Janganlah bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman,dan janganlah makan makananmu, kecuali orang yang
bertakwa." (HR. Abu Daud, no. 4837, dan at-Tirmidzi, no.
2395)
Seorang remaja putri yang baik sepertimu, bukan tak
mungkin akan bisa terpengaruh oleh seorang sahabat yang
buruk akhlak dan moralnya. Sungguh, sahabat seperti itu
hanya akan membawamu pada kondisi yang menjerumuskan.
Bahkan tidak mustahil, melalui lingkungan pergaulan
semacam itu pada akhirnya akan memunculkan paradigmaparadigma
‘modern’ yang menyesatkan seperti; istiqamah itu
kuno, jilbab itu hanya tradisi, serta pandangan kampungan,
bahwa ‘budaya maju’ itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj,
serta mempertontonkan kemolekan dan kecantikan tubuh
pada siapa saja dengan melepas-kan baju-baju takwa (hijab).
Begitulah! Sehingga tanpa terasa dan dengan perlahan-lahan,
kau mulai tertarik dengan semua argumen manis dan ‘masuk
akal’ itu, untuk kemudian tanpa sadar mulai melaksanakannya
sedikit demi sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa budaya
baru itu sebenarnya merupakan rekayasa cermat dan
terencana dari musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala
untuk menyeretmu ke dalam jurang kenistaan. Dan pada
akhirnya kelak kau akan menyesalinya. Namun saat itu
penyesalan tidak lagi berguna.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
یَا وَیْلَتَا لَیْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِیلًا ( 28 ) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ
الشَّیْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
"Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak
menjadikan si fulan itu sebagai teman akrab (ku).
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur'an
ketika al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan setan itu
tidak mau menolong manusia. " (Al-Furqan: 28-29).
Sungguh, jangan pernah sekali-kali kamu mencoba
untuk berteman dengan seseorang yang rendah ilmu agama
serta akhlaknya kecuali bila kamu berada pada posisi yang
lebih kuat untuk bisa memberinya nasehat serta peringatan.
Sebab telah diwajibkan pada siapa pun untuk mengajarkan
kebaikan serta menghalangi tindak kemungkaran sebatas
kemampuan yang ada. Dan Allah Subhaanahu wa ta'ala telah
menjamin mereka –orang-orang yang beramar ma’ruf nahi
mungkar- itu sebagai golongan dari orang-orang yang
beruntung.
Allah Subhaanahu wata'ala berfirman,
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ یَدْعُونَ إِلَى الْخَیْرِ وَیَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَیَنْھَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ
ھُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf serta
mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang
beruntung." (Ali Imran: 104)
Dan di dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi
mempertimbangkan nilai akhlak serta masalah syariat sebagai
landasannya, maka tidak ada cara lain untuk menggapai
keselamatan itu selain terus berupaya memperkuat
pertahanan iman dari dalam diri sendiri. Inilah faktor yang
paling penting dan sangat menentukan bagi berhasil atau
tidaknya perjalananmu melalui tahapan ini.
SABAR DAN ISTIQOMAH
Akhirnya, puncak dari segala upaya dan ikhtiar adalah
terus bersabar dan berusaha istiqamah. Aku sangat paham
bahwa saat ini di sekelilingmu telah mengepung segala
kemaksiatan yang seringkali tak mampu kau hindari. Bangkubangku
sekolah dan kampus, fasilitas umum dan sarana
transportasi, bahkan sampai di sudut-sudut ruang perkantoran
serta pabrik, telah dipenuhi oleh budaya percampuran bebas
yang telah berlangsung semenjak lama. Praktek ikhtilath di
tengah-tengah masyarakat memang telah menjadi sebuah
kebiasaan yang dipandang wajar.
Jelas, akan selalu ada saat-saat di mana kau merasa
sedih dan sendiri. Tapi kau pun tahu, bahkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, seorang manusia maksum yang
doanya selalu diterima pun pernah mengalaminya. Sebab,
ujian dan cobaan akan selalu membuatmu lebih matang dan
dewasa dalam menjalani kehidupan. Jadi, tetaplah kau
bersabar dengannya. Selanjutnya, jangan pernah berhenti
untuk selalu meminta pertolongan dan jalan keluar yang
terbaik, agar bisa segera keluar dari segala permasalahanmu.
Bukankah Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri yang
menyatakan bahwa:
اسْتَعِینُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّھَ مَعَ الصَّابِرِینَ
"Mintalah pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan
shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar." (Al-Baqarah:153)
Putriku terkasih!
Sesungguhnya takkan dikirimkan oleh Allah
Subhaanahu wa ta'ala sebuah beban yang tak mampu
ditanggung oleh hambaNya. Sebab memang hanya Dia jua
yang paling mengetahui kondisi serta kekuatan dari setiap
makhlukNya. Tentu saja bahwa setiap amal yang mengarah
pada kebajikan akan selalu menemui ujian. Jadi, ketika sebuah
ujian berat serta musibah tiba-tiba datang di tengah upayamu
untuk berbuat baik, maka cukup maknailah semua itu bahwa
Allah Subhaanahu wa ta'ala ternyata masih
memperhatikanmu. Jangan pernah lagi merasa bahwa kau
sendirian. Karena ujian seperti itu juga dialami oleh orangorang
yang telah memiliki kualitas iman yang sangat tinggi
sekalipun. Dan semakin tinggi pohon, maka semakin kencang
pula angin yang akan menghembusnya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ یُتْرَكُوا أَنْ یَقُولُوا آَمَنَّا وَھُمْ لَا یُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji
lagi?" (Al-Ankabut:2)
Akan banyak rintangan serta ucapan dan pandangan
sinis dari masyarakat atas setiap tindakan kita untuk menuju
kebaikan. Seorang Muslimah yang harus rela meninggalkan
sekolah, pekerjaan, atau bahkan keluarganya sendiri hanya
karena keinginan untuk berbusana secara kaffah adalah
contoh nyata dari ujian yang sering kita dengar di keseharian.
Maka, ketika ujian yang datang silih berganti itu terus bergulir
seperti tak-kan pernah berhenti dan semakin terasa
memerihkan, janganlah pernah kau merasa putus asa dari
rahmat Allah Subhaanahu wa ta'ala.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
وَلَا تَیْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِنَّھُ لَا یَیْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir." (Yusuf : 87)
HIJRAH
Hijrah secara sederhana bermakna pindah. Berpindah
dari suatu tempat yang lama menuju tempat baru. Berpindah
dari lingkungan yang buruk kepada lingkungan yang lebih baik.
Atau berpindah dari kondisi jahiliyah menuju jiwa yang terang
benderang. Putriku, ketika semua cara telah kau lakukan dan
ternyata semua itu masih belum menunjukkan sebuah hasil
yang diharapkan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah memberikan sebuah teladan untuk melakukan prosesi
hijrah.
Putriku tercinta, ...!!
Berhijrah dalam kehidupanmu lebih dimaksudkan pada
kemampuan serta kemauanmu dalam upaya untuk
memperoleh sebuah iklim yang kondusif bagi pengembangan
agamamu. Ketika seorang Muslimah merasa tak nyaman lagi
di dalam lingkungan pekerjaannya, atau ketika seorang siswi
merasa bahwa lingkungan dan materi pendidikan yang ia
terima tidak dapat memberikan pencerahan yang ia butuhkan.
Atau bahkan ketika seorang ibu yang sangat mengkhawatirkan
keadaan mental anak-anaknya di tengah-tengah
memburuknya tatanan masyarakat di sekitarnya. Maka sabar
dan istiqamah kadang masih terasa belum cukup.
Begitupun denganmu! Di saat ikhtilath serta pergaulan
bebas semakin merajalela di setiap sudut, sedangkan di satu
sisi, kau tak mampu untuk melakukan sebuah perubahan,
maka jalan yang paling baik untukmu di saat itu adalah dengan
melakukan hijrah. Sedangkan Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri akan
memberikan rahmatNya kepada orang-orang yang mau bersungguh-sungguh berjuang di jalanNya dengan keberanian
yang kuat dan disertai kebijaksanaan demi untuk
mendapatkan keridhaanNya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِینَ آَمَنُوا وَالَّذِینَ ھَاجَرُوا وَجَاھَدُوا فِي سَبِیلِ اللَّھِ أُولَئِكَ یَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّھِ وَاللَّھُ
غَفُورٌ رَحِیمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang
yang hijrah serta berjuang di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 218)
Wahai putriku,…!!
Ada banyak kisah pertaubatan serta pencerahan yang
terjadi pada para muallaf (orang yang baru masuk Islam) di
mana salah satu proses yang harus mereka laku-kan adalah
melaksanakan hijrah. Dengan hijrah bukan berarti kita
melarikan diri dari masalah. Namun mencoba untuk
menyusun kekuatan dan akan kembali bila saatnya telah tiba.
Dalam lingkup yang sederhana, hijrah bisa diartikan
dengan mencoba untuk mengubah sikap, perilaku, kebiasaan
serta cara berpikir yang sebelumnya cenderung bebas tanpa
landasan hukum Allah Subhaanahu wa ta'ala berubah menjadi
lebih bijak dan syar’i. Bila sebelumnya engkau telah
mengenakan busana jilbab namun masih saja menampakkan
bagian-bagian tertentu dari tubuh, maka sudah waktunya
untuk memperbaiki kualitas berbusana itu dengan lebih
menyempurnakannya. Bila sebelumnya kita hanya tertarik
dengan buku-buku, majalah, atau media lain yang tidak
memberikan manfaat bagi kekayaan batin, maka sudah
waktunya pula untuk membuka wawasan dan cakrawala
dengan mulai mengkonsumsi bacaan-bacaan yang bisa meningkatkan kualitas iman dan Islam.
Selanjutnya perlu kiranya untuk lebih menyuburkan
lahan jiwamu dengan mulai membiasakan diri untuk
membaca, memahami (tadabbur) dan mendengar-kan alunan
bacaan al-Qur’an yang bisa memberikan ketenteraman serta
kenya-manan jiwa. Demikian pula mendengarkan dan
menyimak kaset, VCD dan DVD bernuansa Islam. Sebab
peranan media audio akan terasa sangat efektif untuk
mengkondisikan hati agar selalu berada pada posisi yang
‘sehat’. Maka hal-hal seperti itu akan bisa menjadi sebuah
alter-natif untuk memenuhi kebutuhan terse-but. Pada masa
sekarang ini sudah banyak bermunculan kaset-kaset dan VCD
Islami, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Namun demikian kita tetap harus selektif di dalam
memilihnya.
DAN KUMBANG TERPILIH MENYUNTINGMU
Cahaya cinta yang diberkati
Dibalut karunia dan ridha Ilahi
Inilah hari yang dinanti
Ketika madu suci temukan kumbang sejati
Menjaga dan memiliki wangimu dengan namaNya
Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu itu!
Wahai putriku terkasih, telah datang seorang pemuda
berhati jernih ke hadapanku. Matanya yang jujur dan lisannya
yang santun telah memikatku untuk bertanya padanya. "Apa
yang kau inginkan dari putriku, wahai pemuda?". Dan ketika
dijawabnya bahwa ia inginkan engkau sebagai pendamping
hidupnya untuk bersama-sama mengabdi padaNya, aku bisa
tersenyum lega. Dan saat disampaikannya asa untuk memiliki
para generasi rabbani serta pejuang-pejuang mungil yang
akan lahir dari rahim sucimu, aku telah menangis bahagia di
dalam hati.
Sungguh, setelah perjuangan beratmu untuk tetap
bertahan di tengah padang yang penuh dengan ilalang liar
telah usai, maka sudah waktunya seekor kumbang yang
terpilih datang untuk menyuntingmu. Dengan pesona
wangimu yang suci, serta keanggunan dan kehormatanmu
yang terus kau jaga tanpa cela, telah menempatkan sosokmu
pada posisi wanita yang layak untuk dipilih. Namun satu hal
yang perlu kau ingat adalah, bahwa setelah mekarnya kuntum
milikmu itu, maka perjuangan belumlah usai. Pernikahan
adalah sebuah titik balik di mana medan perjuangan sudah
berubah. Kau bukan seorang gadis lagi. Tanggung jawab,
atensi serta wilayah perjuanganmu telah bertambah, kau harus mulai memikirkan keluargamu, anak-anakmu, serta
suami. Maka, pesanku padamu, tetaplah kau jaga semerbak
wangi yang telah kau jaga selama ini.
Akhirnya, semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala
senantiasa merahmati dan memberkahi pernikahanmu,
keluargamu serta seluruh keturunanmu kelak di kemudian
hari, sehingga pada waktunya nanti mereka juga akan tetap
mampu menjalani kehidupan di waktu dan jamannya masingmasing
sesuai dengan jalan Allah Subhaanahu wa ta'ala yang
telah ditentukan. Amin ya rabbal alamiin.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (QS. An-Nuur : 26)
Imam Syafi’i berkata :
Jagalah diri kalian
Maka wanita kalian akan terjaga harga dirinya
Dalam perkara yang tidak layak bagi seorang muslim
Karena zina adalah hutang
Yang engkau pinjam
Sedang pelunasannya diketahui oleh keluargamu
Siapa saja yang berzina
Ia akan diukur dengannya
Meskipun hanya dengan tembok rumahnya
Jika engkau berakal
Maka pahamilah hal ini.
Edited : أم حؤله هنونه
Semarang.
Judul Asli
SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI
Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
Penulis
Haikal Hira Habibillah
Sumber
www.alsofwah.or.id
Akhii, sesungguhnya hati manusia ada di antara jari-jemari Ar Rahman. Maka beruntunglah orang yang dihadapkan hatinya pada ketaatan pada Allah Ta’ala. Sungguh benarlah doa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam panjatkan, “Allahumma musharrifal quluub, sharrif quluubanaa ‘alaa tha’atika” (Ya Allah, Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkan hati kami di atas ketaatan pada-Mu)2
Akhii, sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan lemah3. Manusia, ya Akhii. Tak terkecuali. Laki-laki maupun wanita.
Tahukah kau wahai Akhii, panutan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengingatkan kita dalam sabdanya yang artinya, “Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih membahayakan kaum laki-laki daripada fitnah wanita.”4
Dan agama kita yang mulia juga telah mengajarkan adab-adab bergaul dengan lawan jenis yaa, Akhii. Bila kita tapaki perjalanan salaful ummah, kita akan temukan betapa mereka menjaga adab-adab tersebut.
Maka tidak layak bagi kita untuk bermudah-mudah dalam bergaul dengan lawan jenis. Janganlah bermain-main dengan kehormatan, yaa Akhii. Allah Ta’ala selalu mengawasi kita di manapun dan kapanpun. Apatah itu dalam kamar tertutup rapat, ketika kau sedang asik ber-SMS dengan wanita yang bukan mahrammu tanpa keperluan yang mendesak. Sama sekali bukan untuk hal yang membawa mashlahat, hanya untuk mengatakan,
“Ap kbr, Ukhti? Lg sbk ap skrng?”
“Smgt ^_^”
“Ttp senyum nggih :-) ”
Atau untuk sekadar mengirimkan nasehat. Entah itu terjemah Al Qur’an, potongan hadits, atau perkataan ulama. Apa maksud yang ada dalam hatimu, yaa Akhii? Banyak teman-teman ikhwan yang lebih berhak kau beri perhatian dan nasehat. Na’am, murni perhatian dan nasehat, tanpa tendensi apapun.
‘Afwan ‘Akhii, bukannya kami terlalu sombong untuk menerima nasehat darimu. Akan tetapi, bagi kami, cukup teman-teman shalihah tempat untuk berbagi rasa. Cukup bagi kami, para asatidz dan asatidzah5 yang mendakwahi kami. Cukuplah majelis-majelis ilmu dan buku-buku dari para ulama tempat kami mencari tahu tentang agama.
Tahukah yaa Akhii, terkadang syaithan menghiasi keburukan sehingga menjadi tampak indah. إن الشيطان ليفتح للعبد تسعة و تسعين بابا من الخير يريد به بابا من السوء
“Sesunggunya setan benar-benar akan membukakan 99 pintu kebaikan bagi seorang hamba, untuk tujuan membuka satu pintu keburukan”6
Akhii, Ibnu Taimiyah pernah berkata yang artinya, “Kesabaran Yusuf menghadapi rayuan istri tuannya lebih sempurna daripada kesabaran beliau saat dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, saat dijual dan saat berpisah dengan bapaknya. Sebab hal-hal ini terjadi di luar kehendaknya, sehingga tidak ada pilihan lain bagi hamba kecuali sabar menerima musibah. Tapi kesabaran yang memang beliau kehendaki dan diupayakannya saat menghadapi rayuan istri tuannya, kesabaran memerangi nafsu, jauh lebih sempurna dan utama, apalagi di sana banyak faktor yang sebenarnya menunjang untuk memenuhi rayuan itu, seperti keadaan beliau yang masih bujang dan muda, karena pemuda lebih mudah tergoda oleh rayuan. Keadaan beliau yang terasing, jauh dari kampung halaman, dan orang yang jauh dari kampung halamannya tidak terlalu merasa malu. Keadaan beliau sebagai budak, dan seorang budak tidak terlalu peduli seperti halnya orang merdeka. Keadaan istri tuannya yang cantik, terpandang dan tehormat, tanpa ada seorang pun yang melihat tindakannya dan dia pula yang menghendaki untuk bercumbu dengan beliau. Apalagi ada ancaman, seandainya tidak patuh, beliau akan dijebloskan ke dalam penjara dan dihinakan. Sekalipun begitu beliau tetap sabar dan lebih mementingkan apa yang ada di sisi Allah.”7
Yaa Akhii, tidakkah kau ingin meneladani Yusuf ‘Alaihis Salam? Seorang pemuda yang menjaga iffah-nya yang dijanjikan mendapatkan perlindungan Allah Ta’ala di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada lagi naungan selain naungan-Nya.8
Yaa Akhii, mungkin kau sudah pernah mendengar sebuah hadits dari Nawas Ibni Sam’an radiyyallahu anhu yang artinya, “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kebaikan dan kejahatan. Beliau bersabda: “Kebaikan ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka bila orang lain mengetahuinya.”9
Yaa Akhii, kebahagiaan sejati tidak akan diperoleh dengan cara yang haram. Percayalah itu. Cara ini hanya akan menimbulkan kesusahan dan kerusakan pada diri serta terbuangnya harta dengan sia-sia. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.10
Terakhir yaa Akhii, saya akan nukilkan perkataan Salman Al Farisi radiyyallahu ‘anhu dari Ja’far bin Burqan yang artinya, “Ada tiga orang yang membuatku menangis dan tiga orang lagi membuatku tertawa. Aku tertawa melihat orang mengejar dunia sedangkan kematian telah mengintainya, orang berbuat lalai berbuat padahal dirinya tak pernah dilupakan, dan orang banyak tertawa, sedangkan ia tidak tahu apakah Allah murka ataukah ridha kepadanya. Dan aku menangis karena kepergian orang-orang yang dicintai, yaitu kepergian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan pengikutnya, kedahsyatan yang sangat mengerikan saat berada di pintu kematian, dan saat berdiri di hadapan Rabb semesta alam, yaitu ketika aku tidak mengetahui apakah aku akan dikembalikan ke surga atau ke neraka.”11
Kuharap risalah ini memperberat timbangan amal kebaikanku kelak. Pada hari di mana harta dan anak takkan berguna kecuali orang yang menghadap Allah Ta’ala dengan hati yang selamat.12
Wallahul musta’an.
1. Mahram adalah orang-orang yang haram dinikahi, bisa karena nasab, persusuan, atau pernikahan. Di Indonesia, istilah ini rancu dengan muhrim. Padahal istilah yang tepat adalah mahram, karena muhrim berarti orang yang sedang berihram (-pen).
2. HR Muslim no. 2654 dari Shahabat ‘Abdullah bin’Amr bin Al Ash Radiyallahu ‘Anhuma
3. Lihat QS An Nisaa: 28
4. HR. Al-Bukhari dalam An-Nikah (5096), Muslim dalam Adz-Dzikr (2740)
5. Jamak dari ustadz dan ustadzah (-pen)
6. Perkataan Hasan bin Shalih rahimahullah
7. Perkataan ini dinukil oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah dalam Madarijus Salikin
8. Lihat HR Bukhari no 660, Muslim 1031 dari Abu Hurairah radiyyallahu anhu, yang artinya, “Tujuh golongan yang kelak akan dilindungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya: imam yang adil, pemuda yang tumbuh dengan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu dalam keadaan demikian dan berpisah pun dalam keadaan demikian pula, laki-laki yang diajak (berzina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, seseorang yang bersedekah namun ia menyembunyikan sedekahnya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam kesendiriannya, hingga kedua matanya bercucuran air mata.”
9. HR Muslim, dimuat dalam Bulughul Maram, Kitabul Jami’ bab adab
10. Terjemah HR Ahmad V/78,79
11. Atsar ini tercantum dalam kitab Rauhuz Zaahidiin yang merupakan ringkasan dari kitab Hilyatul Auliyaa’
12. Lihat QS Asy Syu’aara’: 88-89
http://arnida.blog.ugm.ac.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.
يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)
يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)
يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)
Amma ba’du :
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.” (1). Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.
Sungguh tidak mudahnya menjaga diri ini untuk sang lelaki.
Oleh karena itu kutuliskan goresan pena ini, karena aku mencintai saudariku yang dimana mereka juga mencintaiku karena Allah dan di jalan Allah.
Aku ingin kalian tahu bahwa kau akan bernilai dikala engkau menjadi mutiara dalam tempatnya.
Ketika kehormatan dicampakkan.
Lantas apalagi yang akan tersisa.
Kalian bertanya apa yang ada dalam hatiku untuk lelakiku.
Maka akan kutuangkan dalam tulisan ini
Dan kuberharap dapat membuat kalian segera menjaga dirimu lebih dari menjaga kecantikanmu.
Harta yang paling berharga yang dimiliki oleh setiap manusia adalah “Harga Diri” dan “Kehormatan”nya. Dengan inilah seorang insan akan menjadi mulia ataupun menjadi hina. Dan ini pula yang membedakan antara hakekat manusia dengan makhluk lainnya.
Ketika manusia sudah tidak peduli lagi terhadap nilai dari sebuah “Harga Diri”, maka pada saat itulah ia sebenarnya menempatkan dirinya sejajar bahkan lebih rendah dari binatang. Karena manusia diberi akal pikiran, sementara binatang tidak.
Akibatnya manusia terperosok ke dalam kubangan maksiat. Dan yang lebih penting dari itu semua bahwa penyebabnya ada beberapa faktor. Misal penyimpangan dalam penggunaan sarana telekomunikasi seperti : telepon, handphone, internet dan sejenisnya. Juga maraknya peredaran malajah dan VCD porno, serta yang semisalnya.
Akan kukatakan pada kalian apa gundahku pada diri ini.
Akan kutuliskan resahku pada jiwa ini.
Dan akan aku beritahukan kata-kataku untuk lelakiku.
Duhai laki-laki yang aku tak tahu kau ada dimana.
Duhai laki-laki yang aku tak tahu kau bernama siapa.
Duhai laki-laki yang aku tak tahu kau berwajah seperti apa.
Duhai laki-laki yang aku tak tahu kau tinggal dimana.
Dan duhai laki-laki yang wanginya pun tak dapat tercium.
Maafkan aku jika melukaimu.
Maafkan aku jika menghianatimu.
Maafkan aku jika membuatmu cemburu.
Maafkan aku jika menjadi yang paling hina.
Andai saja aku tahu tempat tersembunyi dari yang tersembunyi, maka aku akan menempatinya.
Andai saja aku tahu dimana harusnya aku berdiri, maka akan aku posisikan kakiku disana.
Andai saja aku tahu benteng yang paling kokoh, maka aku akan berlindung dibelakangnya.
Namun, aku tak tahu.
Aku hanya berusaha menjaga harga diri dan kehormatanku semampuku.
Aku hanya bisa menjauh dari berkumpulnya para serigala.
Aku hanya bisa membangun pagar dengan bahan seadanya.
Namun aku tak akan biarkan diri ini mereka rusak.
Namun aku tak akan biarkan kehormatan ini terkoyak.
Dan aku tak akan membiarkan harga diri ini murah harganya.
Insya Allah.
Duhai laki-lakiku, akan kujaga diri ini untukmu.
Duhai laki-lakiku, akan kujaga kehormatan ini hanya untukmu.
Duhai laki-lakiku, akan kulindungi tubuh ini sebagai hadiah dariku.
Duhai laki-lakiku, akan aku tutupi kecantikan ini untuk penyejuk hatimu.
Insya Allah.
Percayalah, aku tak akan membiarkanmu menangis kecewa karena mendapatkan aku.
Percayalah, akan aku berikan hidangan termewah untuk kau nikmati dalam hidupmu.
Dan percayalah bahwa aku hanya untukmu seorang.
Insya Allah.
Kita dipisahkan jarak yang jauhnya aku tak mampu mengukurnya.
Kita ditempatkan dalam sangkar yang memiliki tembok yang tinggi.
Kita dibatasi waktu yang lambat jika dihitung.
Duhai laki-lakiku, tolong kau jaga dirimu untuk wanitamu.
Duhai laki-lakiku, tolong kau jauhi wanita-wanita perayu.
Duhai laki-lakiku, tolong kau lindungi kehormatanmu hanya untuk wanitamu.
Duhai laki-lakiku, tolong kau tundukkan pandanganmu hanya untuk memandang wanitamu.
Walau kau disebut laki-laki keras, tak usah kau dengarkan.
Walau kau dibilang laki-laki yang jual mahal, tak usah kau pedulikan.
Walau kau dikatakan, laki-laki yang berlebihan, tak usah kau hiraukan.
Walau kau dijuluki “si batu yang dingin”, tak usah kau pikirkan.
Sekalipun kata “tak normal” dialamatkan untukmu.
Kelak semua itu akan berubah disaat kau telah bersama wanitamu.
Kelak semua itu akan mencair di saat kau bersama wanita.mu
Kelak semua itu akan menjadi embun di saat kau bersama wanitamu.
Dan kelak semua itu akan menjadi lembut di saat kau bersama wanitamu.
Duhai laki-lakiku, jangan kau bohongi aku dengan kepintaranmu.
Duhai laki-lakiku, jangan kau buat aku menyesal memilihmu.
Duhai laki-lakiku, jangan kau dekati kumpulan wanita.
Duhai laki-lakiku, jangan kau hinakan dirimu di hadapan Allah.
Palingkanlah dari wajah-wajah cantik wanita.
Lindungi dirimu dari tipu daya mereka.
Pergilah dari kumpulan para wanita.
Karena kau tak akan mampu melawan mereka.
Duhai laki-lakiku, milikilah rasa cemburu.
Duhai laki-lakiku, tahanlah dulu inginmu untuk menikmati hidanganmu.
Duhai laki-lakiku, kendalikan dulu nafsumu.
Duhai laki-lakiku, ikatlah dirimu di tiang ketakwaan.
Aku tak berhak atasmu jika ikatan itu belum halal.
Aku tak kuasa atas jiwamu jika hari indah itu belum datang.
Dan aku tak mampu mengikatmu, jika Allah masih melindungimu.
Wanitamu ada untukmu di tempat yang tersembunyi.
Wanitamu menunggu untuk kau jemput.
Wanitamu ada untukmu dalam hati yang suci.
Maka, jangan kau kotori dirimu dengan wanita-wanita lain.
Tahukah engkau wahai laki-lakiku, akupun menilai harga diri dan kehormatanmu.
Aku tak ingin laki-lakiku ternodai oleh racun wanita-wanita liar.
Sampai kapanpun aku tak rela jika engkau berbagi kenikmatan dengan wanita penggoda.
Jagalah kau hingga menjadi yang terjaga.
Bersembunyilah dariku agar aku tak melihatmu.
Berlarilah dariku ketika aku berada di garis perbatasan.
Dan menjauhlah dari tubuhku di saat aku ingin menikmati ketampananmu.
Sungguh aku yang akan membuatmu kalah dalam pertempuran melawan nafsumu.
Duhai laki-lakiku, jangan kau biarkan wanita lain merasakan kelembutanmu.
Duhai laki-lakiku, jangan kau biarkan wanita lain memandang wajah tampanmu.
Duhai laki-lakiku, jangan biarkan wanita lain mendengarkan suaramu yang merdu.
Duhai laki-lakiku, jangan kau biarkan wanita lain mendapatkan perhatianmu.
Duhai laki-lakiku, jangan kau biarkan wanita lain menerima kasih sayangmu.
Biarkan aku sebagai wanitamu yang hanya bisa mengikat semua itu dalam ikatan suci.
Biarkan aku sebagai wanitamu yang pantas untuk menerimanya.
Dan biarkan aku sebagai wanitamu yang dapat menikmatinya.
Karena Allah telah menghalalkan yang haram.
Karena benteng yang kokoh itu telah tiada.
Dan karena Allah telah menyatukan kita dalam indahnya cinta.
Sekian dari wanitamu untuk laki-lakiku.
Tak ada yang bisa kuberi untukmu selain doa.
Dan tak ada yang bisa kubagi bersamamu wahai laki-lakiku.
Aku berharap kelak kau akan berikan semua menjadi milikku.
Doaku untuk laki-lakiku.
Ya, Allah jagalah laki-lakiku hanya untuk aku sebagai wanitanya.
Ya, Allah lindungilah dia ditempat yang aman dari gangguan wanita-wanita iblis.
Ya. Allah sucikan hatinya untuk hadiahku nanti.
Ya, Allah jagalah kehormatannya hingga tak ternilai.
Kutitipkan laki-lakiku padaMu.
Kembalikan padaku jika Engkau berkehendak.
Berikan untukku jika dia milikku.
As the wind of time sweeps you
On rock or on mud
Keep the fragrance, O my petal
Remain beautiful in the wild prairie
So that you’re the one that will be picked
Cause you blossom only once
A drop of captivated love
And the seed of affection blushed in shyness
Wrapped with hope and pray
Then it is time for the breathing of the soul
“Be…!” And it is you!
The spreading out prairie
The rustling wind and the buzzing bee
The wind of time has changed its direction
Until your time will come
Never let your fragrance gone in vain
It’s been satisfyingly guarded
The blossom of which that’s been waited
Fragrance’s scattered with sweet honey
A pure enchantment never be replaced
Envy are the grasses,
Waiting are the grasshoppers and the bees.
The blessed love light
Covered with gift and pleasure of Him
This is the day
When the pure honey meet the honeybee
Guard and possess your fragrance in His Name
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (QS. An-Nuur : 26)
Imam Syafi’i berkata :
Jagalah diri kalian
Maka wanita kalian akan terjaga harga dirinya
Dalam perkara yang tidak layak bagi seorang muslim
Karena zina adalah hutang
Yang engkau pinjam
Sedang pelunasannya diketahui oleh keluargamu
Siapa saja yang berzina
Ia akan diukur dengannya
Meskipun hanya dengan tembok rumahnya
Jika engkau berakal
Maka pahamilah hal ini.
أم حؤله هنونه
Semarang.
Ketika Embun Pagi Di atas Daunku.
*Tulisan ini tidak mengkisahkan fulan atau fulanah, melainkan hanya ungkapan seorang wanita untuk laki-lakinya agar selalu menjaga dirinya.
*Tidak bermaksud untuk menyinggung fulan atau fulanah.
*Kupersembahkan untuk 2 kakak wanitaku dan 1 sahabatku.
1. Ummu Abdillah Dona Sandra (Donat -), aku menyayangimu)
2. Ummu Muaadz Leily (Ulel -), aku merindukanmu)
3. Ummu Abdillah Diajeng Hartini (Embem -), aku mencintaimu)