Saudariku Muslimah …
Ini adalah hadiah nabawiyah kepada para wanita yang dengannya Allah menghapus musibah darimu, mengeluarkanmu dari kesulitan-kesulitan dan menjadikan sebuah kebahagiaan untukmu dari kesedihan dan jalan keluar dari kesusahan.
Ini benar-benar hadiah.
Ini benar-benar ghanimah (harta ramapasan perang).
Sahabiyah yang mulia Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan kepada kita, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang hamba yang tertimpa musibah lalu dia berkata ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun, allohumma ‘jurni fii mushiibatii wa akhlif lii khoirom-minhaa’ (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali, ya Allah berikanlah pahala kepadaku dalam musibahku dan gantilah untukku yang lebih baik daripadanya), kecuali Allah subhanahu wa ta’ala memberikan pahala kepadanya dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.”
[Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim 918, Abu Daud 3119, Ahmad 6/313, Abdur Razzaq 5/564 dalam Al-Mushannaf, At-Tirmidzi 3578, Ibnu Majah 1598, dan Ath-Thayalisi 809]
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma berkata: Ketika Abu Salamah meninggal, saya mengucapkan: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pahala di sisi-Mu dengan musibahku tentang Abu Salamah, ya Allah berilah ganti kepadaku dengan yang lebih baik daripadanya, dan aku
mengulang-ulang dalam diriku: Yang lebih baik dari Abu Salamah, maka datanglah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melamarku dan menikahiku.”
“Tidak ada seorang hamba yang tertimpa musibah”,
musibah disini mencakup musibah yang sedikit dan banyak, yang besar maupun yang kecil, sebab lafazhnya dalam bentuk nakirah (tanpa alif dan lam) dengan di tanwin, hal itu menunjukan umum dan menyeluruh.
Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali”, yakni Dzat kita dan semua yang dinisbatkan kepada kita adalah milik dan makhluk Allah, Dia berbuat kepada kita sebagaimana kehendak-Nya, semuanya adalah pinjaman yang (mesti) dikembalikan sebagaimana ditunjukkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan firman-Nya: “Dan kepada-Nya lah kami kembali.”
Maka kita wajib sabar terhadap musibah dan merenungkan hakikat perkara ini. Manfaat perkara ini bagi wanita yang tertimpa musibah tidak terletak pada pengucapan lafazh doa itu semata, hal itu tidak berguna, akan tetapi manfaatnya diperoleh dengan merenungkannya dengan sebenar-benarnya, sungguh hal itu adalah obat mujarab yang mendorong kepada kesempurnaan kesabaran bahkan itulah hakikat ridha.
Saudariku Muslimah …
Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kalimat-kalimat mulia ini sebagai pegangan bagi orang-orang yang tertimpa musibah karena terkandung di dalamnya makna-makna yang penuh berkah dan rahasia-rahasia Rabbaniyah.
allohumma ‘jurni
“Berikanlah ganjaran dan pahala kepadaku “.
fii mushiibatii
“Musibah”, adalah semua hal yang tidak diinginkan yang terjadi pada diri seseorang, yakni berikanlah pahala kepadaku, pahala yang menyertai musibah atau karenanya.
wa akhlif lii
‘akhlafa’ dari ‘ikhlaafu’ karena apa yang terganti dikatakan kepadanya (akhlafa alaika) dan apa yang tidak terganti seperti ayah yang meninggal dinamakan (kholafa alaika).
“Allah mengganti baginya dengan yang lebih baik”,
hal itu karena ketenangannya di bawah keputusan-keputusan Allah, kesabarannya terhadap apa yang menimpanya dan Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang baik dalam beramal.
Hadiah nabawiyah yang satu ini banyak dilupakan oleh kebanyakan manusia kecuali yang diberi rahmat oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan engkau wahai Saudariku muslimah membutuhkannya untuk menghapus musibah yang menimpamu siang malam. Oleh karena itu, jadikanlah doa-doa nabawiyah tersebut sebagai benteng dan perisaimu yang menjaga dan melindungimu dari musibah yang menimpamu.
Di dalam hadiah nabawiyah di atas, terdapat janji pemberian ganti yang lebih baik atas musibah, baik di dunia -dan itulah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukminah-, maupun di akhirat, dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
==dari: Bingkisan Istimewa bagi Muslimah, Abu Maryam Majdi Fathi As-Sayid, Darul Haq, hal138-140==
http://jilbab.or.id/archiv
0 comments:
Posting Komentar