بسـم الله الـر حمـن الـر حيــم

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.

يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون۝
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)

يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا۝
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)

يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا۝ يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما۝
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)

Amma ba’du :
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.” (1). Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.


Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanyalah milik Allah Subhaanahu wa ta'ala,
Raja semesta alam. Semoga Dia senantiasa memberikan
kekuatan dan kesabaran kepada kita dalam setiap pijakan
langkah di muka bumiNya. Selanjutnya, semoga salam dan
sejahtera selalu tercurah kepada Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam, seorang Nabi paling akhir, manusia termulia
serta kekasihNya yang kehadirannya telah dihadiahkan bagi
dunia yang gelap gulita sebagai satu-satunya teladan
paripurna untuk segenap makhluk yang hidup sesudahnya.
Semoga keselamatan juga tetap terlimpah kepada
keluarganya, para sahabat beliau yang mulia, alim ulama serta
seluruh umat yang tak pernah henti dicintainya.

Putriku terkasih,...!!
Memandang lelapmu dalam dekapan sang ibu selama
ini, selalu membuatku yakin bahwa segalanya akan berjalan
baik-baik saja. Menikmati lembut nafasmu di atas buaian,
selalu membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu masamasa
yang indah itu dengan cepat telah berlalu. Dan usia terus
saja mengambil jatahnya. Hingga ketika hari telah berganti

minggu, dan bulan pun menapak tahun, tiba-tiba baru
kusadari bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku. Karena
sudah tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan
milikmu sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus kulepaskan
menuju kehidupan baru di luar sana.
Dunia luar! Adalah sebuah tempat yang sama sekali tak
ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu
untuk tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang
bakal terus menghadangmu. Dengan bumi yang semakin tua
serta dipenuhi oleh beragam fasilitas yang seharusnya bisa
lebih memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru
membuat realitas kehidupan makin bertambah kacau dan
carut marut. Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan
dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara terangterangan.
Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang
dan sebabnya telah makin menjauhkan manusia dari
kehidupan yang ideal. Percampuran antara pria dan wanita
yang melanda setiap jengkal bumi telah menjadi
pemandangan biasa dan wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa
pun, ‘kewajaran’ itu mulai menampakkan gejala-gejala yang
membahayakan. Ya, berbagai macam dampak negatif atas
budaya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan)
mulai muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu
adalah yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung
maupun tidak. Lalu liputan dari berbagai media yang cuma
berisikan berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlombalomba
untuk menampilkan sisi bengis dan buram wajah
kehidupan. Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar
kita hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun
yang benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku kembali
lagi menatap dunia yang liar itu melalui jendela rumah kita.
Tiba-tiba telah digerakkanNya tanganku untuk menuliskan

beberapa patah kata yang ingin kutitipkan untukmu.
Maka hanya kepadamulah wahai puteri tercinta,
kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan
rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada
Allah Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-, agar
selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan serta
ridha-Nya. Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan
tak ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia.
Akhirnya, selamat memasuki masamasa remaja,
putriku! Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat dan
waktu.
Semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala membimbing kita
semua.

KETIKA BENIH MULAI TUMBUH

Setetes cinta yang tertawan
Dan benih kasih yang tersipu
Berbalut asa dan doa
Hingga tibalah tiupan ruh
Jadilah,... Maka jadilah kamu!

Putriku terkasih,...!!
Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan
nanti. Bahkan ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang
keluar dari tubuh fana hilang dihisap oleh alam sekitar. Kita
tak pernah tahu apakah masih ada kesempatan untuk sekali
lagi mengedipkan mata. Bahkan kita tak bisa menjamin pada
diri sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada
detik berikutnya, kecuali hanya dengan izin Sang Empunya
hidup hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala memberikan
iradahNya. Dan sesungguhnya, takdir jualah yang telah
menuntunmu hingga di titik ini.
Maka begitulah yang telah terjadi di saat itu. Masamasa
di mana benih cinta kedua orang tuamu dipersatukan
dalam sebuah ikatan yang sakral. Hingga Allah Subhaanahu wa
ta'ala pula yang telah menciptakan dan
menumbuhkembangkan benih suci dari buah kasih itu
bersama hujan cinta-Nya. Menjaga serta merawatmu dari
detik ke detik dalam pelukan rahim kasih sayang. Lalu waktu
pun terus berlalu sampai tiba sebuah hari saat semua orang di
sekeliling berharap-harap cemas saat menantikan
kehadiranmu. Dan kepadamu, ingin ku sampaikan sebuah
firman Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang kehadiran seorang
anak sepertimu bagiku:

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّھَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِیمٌ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala
yang besar." (Al-Anfal: 28)

Itulah faktanya! Bahwa kehadiranmu yang sangat
membahagiakan itu hakekatnya adalah benar-benar hanya
sebagai ujian dan cobaan semata. Dengan ilmuNya, telah Dia
percayakan engkau dalam asuhan kami. Maka, kau pun harus
paham bahwa untuk mengemban amanah berat itu
memerlukan suatu proses serta cara yang tepat. Agar ketika
tiba waktunya nanti untuk mempertanggungjawabkanmu
dihadapanNya, aku akan bisa tersenyum sekaligus
membanggakan dirimu.
Selanjutnya, tak ada lagi keinginan lain dalam diriku
kecuali cita-cita untuk membawamu kepada jalan cahaya yang
telah disediakanNya. Hari depanmu yang -bahkan kami sendiri
belum tahu- itu harus mampu kau lalui dengan baik. Dan
khusus untukmu, wahai putriku terkasih, jadikan segala hal
yang telah berlalu itu sebagai kekuatan untuk menyongsong
hari esok milikmu yang jelas belum bisa kami bayangkan.

SEKUNTUM KEMBANG DI PADANG ILALANG

Ilalang yang terhampar
Desau angin dan dengung kumbang-kumbang
Angin zaman memang telah berubah arah
Sampai waktu milikmu akan tiba
Jangan pernah hilang wangimu tersia-sia
Hari ini, waktu telah mengantarmu pada kedewasaan
yang begitu mempesona. Masa berganti rupa dan usia
menapak dewasa. Tak terasa, kau telah tumbuh menjadi
seorang gadis remaja. Di depan sana, gerbang dunia luar yang
terbuka lebar-lebar telah siap menyambutmu dengan segenap
kegenitan serta gemerlap yang menggoda. Sungguh,
melepaskanmu di tengah masyarakat yang begitu awam
terhadap syariat Islam, selalu membuatku bimbang.
Menyadari bahwa taring-taring tajam kehidupan yang
menganga itu selalu siap menerkammu, memaksaku untuk
sekali lagi mengingatkanmu. Tapi kau pun harus tetap
melangkah ke depan. Oleh sebab itu, dengarkanlah pesanku,
wahai putri tercinta! Perhatikanlah segala fenomena di
sekelilingmu yang bisa membuatmu kalah oleh kehidupan.
Sudahkah kau menyadarinya?

MEDIA AMORAL

Ketahuilah Putriku,...!!

Kau sedang hidup pada sebuah zaman di mana waktu
dan tempat yang seolah telah menjadi sebuah dimensi yang
serba mudah diakses. Tak ada yang tak diketahui oleh siapa
pun tentang sesuatu yang sedang terjadi di belahan bumi lain
pada saat bersamaan. Berbagai macam kecanggihan teknologi
telah memungkinkan siapa pun untuk menyampaikan apa
yang diinginkannya pada orang lain. Termasuk fasilitas
informasi serta telekomunikasi yang telah berkembang
dengan sedemikian cepatnya. Maka telepon genggam, televisi,
radio, sampai dengan internet telah menjadi sarana yang
umum di dalam menyebarkan informasi sekaligus propaganda.
Arus informasi yang berasal dari segala macam sumber dan
kepentingan akan sangat mudah membentuk kepribadian
serta pola pikirmu bila kau tak memiliki benteng yang kuat.
Belum lagi dengan fenomena kemunculan media-media cetak
tak bermoral yang semakin hari semakin mudah ditemukan di
jalanan. Majalah, surat kabar, tabloid, sampai dengan komik
dan novel yang berjejer manis cuma berisikan cerita-cerita
hasutan bagi jiwa serta impian semu. Dan itu bisa sangat
mudah untuk kau dapatkan di setiap tempat. Akhirnya,
kenyataan itu hanya semakin menambah runyamnya wajah
duniamu saat ini.
Kau pun juga harus mengerti bahwa masyarakat yang
ada di sekitarmu adalah sekumpulan orang-orang yang ‘sakit’.
Masyarakat yang tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah
sebuah bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan
mudah kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut
sekalipun.

Ketika tayangan-tayangan televisi serta film-film barat
yang sekuler telah menjadi tontonan wajib sekaligus "trade
mark" bagi identitas generasi masa kini. Dan tokoh panutan
para remaja adalah para bintang film, artis, serta olah ragawan
yang nota bene merupakan orang-orang yang mungkin belum
pernah bisa merasakan makna hidup yang sejati. Maka
perlahan namun pasti, sebuah peradaban telah bergeser.
Nilai-nilai kehidupan, etika religius serta pola pikir yang sehat
sedang terancam keberadaannya untuk kemudian digantikan
oleh sebuah tatanan serta nilai-nilai baru yang –ironis-nyamerupakan
"produk gagal" di negara asalnya. Ya, pahampaham
sekulerisme, hedonisme, nihilisme, materialisme serta
free sex sesungguhnya merupakan produk sampah dari
sebuah peradaban yang me-ngaku "modern".
Besarnya angka kriminalitas, semakin tingginya tingkat
depresi serta keresahan yang tak tersembuhkan di kalangan
masyarakat barat adalah bukti-bukti nyata sekaligus efek
langsung dari penerapan semua paham-paham tersebut. Dan
ketika menyadari bahwa tatanan itu telah gagal, maka mereka
justru berlomba-lomba untuk mencari "pasar" baru bagi ideide
sampah tersebut agar laju roda perekonomian serta
rencana besar yang sedang mereka susun tetap bisa berjalan
sesuai rencana. Maka, itulah yang sedang kita lihat di
sekeliling kita hari ini. Wajah Barat yang ditiru habis-habisan
oleh sebagian besar anak muda. Citra "maju" dan "modern"
sepertinya cukup ampuh untuk menarik para remaja itu.
Parahnya, melalui media yang semakin beragam dan
canggih, segala macam kegagalan itu bisa tersaji secara apik,
indah dan sangat menggiurkan bagi pemirsanya. Tentu saja,
semuanya itu memang telah direncanakan secara matang oleh
musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala dalam upaya
abadinya merongrong umat Islam dari dalam. Mengenai hal ini, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sendiri
telah mengingatkan kita:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ
تَبِعْتُمُوْھُمْ قُلْنَا یَا رَسُوْلُ اللهِ اَلْیَھُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟!
"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi dan budaya umat
sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi
sehasta hingga jikalau mereka masuk ke dalam liang dhab
(sejenis biawak), maka kalian akan mengikutinya!! Kami
bertanya, " Wahai Rasulullah! Apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?" Beliau bersabda, "Siapa lagi?!" (HR. al-Bukhari, no.
22/298)

Putriku tercinta,...!!
Jangan kau sia-siakan waktu-waktu senggangmu
dengan nongkrong di depan TV atau melakukan perbuatan
yang tidak mendatangkan keuntungan duniawi dan akhirat.
Gunakanlah waktumu untuk belajar, memperdalam ilmu
agamamu, membaca, menulis ataupun kegiatan yang
bermanfaat lainnya.

EMANSIPASI SALAH KAPRAH
Putriku tercinta,...!!

Musuh-musuh Islam itu tak pernah sedetik pun
beristirahat untuk memikirkan cara-cara agar agama Islam
serta umatnya semakin terpuruk dari zaman ke zaman.
Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta
kebodohan yang melanda hampir seluruh masyarakat Muslim.
Secara perlahan namun pasti, mereka dengan licik telah
menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa
mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan serta
pengajaran di kalangan wanita Muslim. Secara halus mereka
terus menerus meniupkan angin surga emansipasi di kalangan
kaummu, para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana
besar mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke
lembah penindasan serta menjebloskannya ke dalam jurang
kehancuran yang menyesatkan.
Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya
diawali dengan tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan
gaji serta jam kerja antara kaum wanita dan lelaki yang samasama
bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai
santer bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa
itu akhirnya meluas dan merambat pada bidang-bidang lain
yang secara spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan
oleh pihak-pihak tertentu. Lalu lebih jauh, tuntutan atas
persamaan hak tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas
‘perusakan’ hak dari kaum lelaki. Misalnya, pada mulanya
kaum wanita menuntut hak untuk bebas memilih pasangan
hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun
kemudian hak tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk
menyerahkan dirinya kepada siapa saja yang mereka
kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa saja yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah
yang satu ini. Sebab Allah Subhaanahu wa ta'ala juga telah
mengingatkan dalam firmanNya,

وَلَا تَقْفُ مَا لَیْسَ لَكَ بِھِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْھُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta
pertanggungjawabannya." (Al-Isra: 36)

Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum
di sekelilingmu bila pada malam hari, masih banyak para
wanita yang berkeliaran sendirian atau berkelompok, mereka
sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para
buruh dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan
pekerjaan laki-laki di setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan
begitu cara memaknai posisi wanita yang sebenarnya dalam
sebuah posisi yang terhormat.
Masih ingatkah kau dengan kisah Khadijah radhiyallahu
‘anha dan kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya
termasuk wanita yang sesungguhnya pantas menyandang
gelar sebagai "wanita sukses". Bahkan dengan keharumannya,
sampai saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan
pesona abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati
wanita Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari teladanteladan
lain yang jelas-jelas kedudukannya jauh berada di
bawah kedua wanita yang mulia itu? Sungguh, Khadijah
radhiyallahu ‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita
karier sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi
teladan bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan,
kedermawanan, serta keberhasilannya dalam bisnis
perdagangan telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya
dalam mendampingi sang suami yang menjadi seorang pemimpin umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita
lain di zaman mana pun. Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah
radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus
pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami
tercinta meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan
dalam membantu tugas suami, siaga dan lincah dalam
mendukung "program-program" suami yang sekaligus seorang
nabi dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati
seorang istri? Keduanya termasuk wanita karir sejati, wahai
putriku! Keduanya termasuk pahlawan dan penegak
kehormatan sejati bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu
mampu menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat
tertinggi tanpa pernah mengurangi sedikit pun derajat serta
kehormatannya.
Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali
kau tergoda oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar
disampaikan oleh orang-orang di sekitarmu. Karena
sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk
menyelamatkan ataupun membebaskanmu dari "jerat tali
penindasan" melainkan justru untuk menghancurkan dirimu
dan agamamu dari dalam.

IKHTILATH TANPA BATAS

Putriku sayang,...!!
Tak bisa disangkal lagi bahwa saat ini, sulit sekali
menemukan tempat yang bebas dari bercampur baurnya
antara dua jenis manusia yang berbeda. Ikhtilath yang terjadi
di segenap aspek kehidupan telah berlangsung pada tingkatan
yang sangat sulit untuk diubah. Dari ruang-ruang sekolah,
kampus, perkantoran, pabrik bahkan sampai pada tempat
sarana umum serta transportasi pun tak lepas dari budaya itu.
Kondisi masyarakat yang apatis serta awam terhadap ilmu
agama, ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh budaya
western yang tak pernah selesai membawa 'angin budaya'nya
seakan telah menjadi mode baru yang wajib ditiru. Sekaligus
menjadi legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan tersebut.
Di satu sisi, tak dipungkiri pula bahwa masih banyak
orang-orang "pintar" di belakang pembuat kebijakan itu yang
memandang bahwa 'kumpul-kumpul' seperti itu merupakan
sarana bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara
kedua jenis yang mana akan mampu menjadi penjernih naluri
antara keduanya. Meski sesungguhnya, sudah sangat jelas
terlihat akibat-akibat dari budaya pergaulan bebas itu. Yang
tentu saja bisa dijadikan pelajaran oleh siapa pun juga yang
mau sadar dan mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di
luar negeri yang memaparkan betapa tragis dan
mengerikannya kondisi masyarakat yang diakibatkan oleh
pergaulan bebas. Institusi-institusi pendidikan, perkantoran
atau-pun yang lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur
bagi terus tumbuh dan berkembangnya paham yang sangat
berbahaya ini. Karena pada kenyataannya, ikhtilath atau percampuran bebas antara dua jenis ini merupakan unsur
paling menentukan untuk terjadinya masalah-masalah
seksualitas, penderitaan psikologis, serta rangsangan naluri.
Dan di sisi lain, hal-hal semacam itu sama sekali belum dan
tidak akan pernah terbukti mampu menjernihkan naluri
seperti apologi dari beberapa orang "pintar" tadi.
Kemudian muncullah akibat-akibat lanjutan dari
kondisi yang mengenaskan itu, di tengah-tengah masyarakat
yang bingung. Maraknya realitas kehamilan di luar nikah,
aborsi, pemerkosaan, bahkan sampai dengan kasus-kasus
bunuh diri serta pembunuhan yang tidak jarang
dilatarbelakangi oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu.
Tatanan masyarakat yang porak poranda, etika moral yang
tercabik-cabik serta rasa malu yang sudah terangkat benarbenar
telah memunculkan kekhawatiran yang dalam akan
masa depan sebuah kehidupan.
Padahal, andai saja kaum Muslimin benar-benar setia
dan istiqamah dalam memegang teguh konsep Islam secara
benar dan kaffah, maka sudah barang tentu pengaruhpengaruh
ideologi itu tidak akan masuk apalagi sampai
merusak ke dalam jiwa, akal dan pikiran mereka. Di sisi lain,
kaum Muslimin semestinya juga harus kukuh dalam
menghadapi segala tipu daya kaum non Muslim yang memang
tak akan pernah berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan
Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri telah memberikan
jaminanNya atas kemenangan agamaNya dari tipu daya
mereka, dengan syarat bahwa kaum Muslimin harus tetap
istiqamah dalam menjujung tinggi sikap sabar dan taqwa.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا یَضُرُّكُمْ كَیْدُھُمْ شَیْئًا
"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka
sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu."
(Ali Imran:120)

SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI
Telah puas kau jaga
Mekarnya kuntum nan dinanti
Wangi bertabur sari madu
Pesona bening takkan pernah terganti
Ilalang iri belalang dan kumbang menanti

Putriku tercinta,...!!
Ke mana pun langkah akan kau bawa, sesungguhnya
bumi tempat kau berpijak akan selalu menjadi saksi bagimu
kelak di hari perhitungan. Tatkala godaan dan rayuan dunia
yang semakin hari jelas semakin berat akan kau temui kelak di
kemudian hari. Maka, selalu ingatlah bahwa kau adalah bagian
dari komunitas makhluk mulia yang dicipta-kan untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Seorang penghuni alam yang tak layak
untuk berbuat kemungkaran di atas amanah berat yang
terlanjur dipikulkan. Sebuah amanah besar yang bahkan
gunung-gunung pun tak sanggup memikulnya.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَیْنَ أَنْ یَحْمِلْنَھَا وَأَشْفَقْنَ مِنْھَا
وَحَمَلَھَا الْإِنْسَانُ إِنَّھُ كَانَ ظَلُومًا جَھُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Al-
Ahzab: 72)

Namun demikian, Allah Subhaanahu wa ta'ala pun tak
pernah melepaskan umat manusia begitu saja tanpa bekal yang memadai. Hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala
menganugerahkan bagi seluruh umat manusia yang ada di
dunia ini kelebihan-kelebihan yang bila mampu digunakan
sesuai dengan ketentuanNya, maka amanah besar itu akan
dapat dilaksanakan dengan baik.
Sungguh, tak ada keraguan sedikit pun untuk
menyadari bahwa setiap insan itu diciptakan dalam kondisi
yang paling baik. Tanamkanlah dalam jiwamu bahwa kau
adalah terlahir sebagai makhluk yang sempurna. Dengarkanlah
jaminan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri tentang
betapa paripurnanya penampilan fisik dari makhluk bernama
manusia, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa ta'ala,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِیمٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Belum lagi dengan anugerah akal yang diberikanNya
bagi umat manusia agar mampu memilah dan memilih
kebenaran sekaligus sebagai pembeda antara mereka dengan
makhluk yang lainnya. Maka, Islam sebagai pedomanmu itu
pun telah menyeru pada setiap diri agar selalu
mempergunakan pikiran dan akalnya dalam upaya untuk
menjadi makhluk yang paling mulia di sisiNya.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
الَّذِینَ یَذْكُرُونَ اللَّھَ قِیَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِھِمْ وَیَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ ھَذَا بَاطِلًا
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ‘Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan
sia-sia." (Ali Imran: 191)

Di perjalanan hidupmu yang bakal kau tempuh, akan
banyak sekali kau temui bermacam godaan serta tipu daya
setan yang tanpa kenal lelah berusaha untuk selalu
merayumu. Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah
sampai tercapai apa yang mereka inginkan. Dengan kondisi
masyarakat yang masih sakit seperti itu, maka sudah
sepantasnyalah kau harus ikut serta dalam upaya-upaya untuk
memperbaikinya.
Jadi, seberat apa pun godaan serta rintangan yang
akan kau hadapi kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti,
maka sesungguhnya Dia pun telah memberikan jalan
kemudahan dan keselamatan bagi setiap hambaNya. Melalui
para rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan
yang menjadi jalan keluar bagi semua permasalahan yang
datang di setiap zaman. Kaidah-kaidah itulah yang selama ini
dikenal sebagai agama. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa
ta'ala menurunkan aturan-aturanNya tersebut sebagai
penjaga dan pemelihara manusia agar terbebas dari jurang
kesengsaraan dan kesulitan. Dan justru bukan malah
sebaliknya.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
مَا أَنْزَلْنَا عَلَیْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى ( 2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ یَخْشَى
"Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu
menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang
takut (kepada Allah)." (Thaha: 2-3)
Oleh karena itu wahai putriku kembalilah kepada al-
Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, pelajarilah, hayatilah, dan kemudian amalkanlah
dengan penuh istiqamah.

HIJAB

Putriku, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa
sesungguhnya kau diciptakan dengan fitrah yang sangat
mempesona? Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di
muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan
orang-orang yang tak mengerti? Maka ingatlah selalu pada
sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
"Setelah meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah
(ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada
masalah wanita." (HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim, no.
2740, 2741)

Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita
sepertimu itu, adalah sebuah permasalahan yang harus
disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja,
kondisi ini pun menuntut konsistensi sikapmu agar benarbenar
mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Dengan penampilan pesona performa fisikmu, serta
kecenderungan untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada
orang lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki
jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang telah diperingatkan itu. Wahai putriku tersayang,
Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan
yang hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu
sebagai sarana setan untuk men-jerumuskan dirimu sendiri
atau bahkan orang lain ke dalam neraka Jahanam.
Na'udzubillah!
Sebab bagaimanapun, Tuhanmu sangat menyayangi
dan selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan
dunia dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dan Dia pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang
kamu tak sanggup memikulnya.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
لَا یُكَلِّفُ اللَّھُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَھَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286).

Maka karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan
pada kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab)
yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari
pandangan orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu
yang lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu
peroleh. Sebab dengannya, kalian akan dapat lebih mudah
dikenali sebagai wanita bak-baik, sehingga tidak diganggu oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ یُعْرَفْنَ فَلَا یُؤْذَیْنَ وَكَانَ اللَّھُ غَفُورًا رَحِیمًا
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)

Putriku shalihah,...!!
Menutup aurat sebagaimana ketentuan Allah
Subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya
dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa ataupun
zakat. Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai
konsekwensi serta sanksi berat yang telah ditentukan.
Perintah Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang masalah hijab
(jilbab) juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang beriman." Maka, sungguh ini menunjukkan pada siapa pun
juga tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi
setiap wanita Mukminah sepertimu.

Allah berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ یَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِھِنَّ وَیَحْفَظْنَ فُرُوجَھُنَّ وَلَا یُبْدِینَ زِینَتَھُنَّ إِلَّا مَا
ظَھَرَ مِنْھَا
"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kehormatannya, dan janganlah mereka memperlihatkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An-
Nur: 31)

Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana
sesuai dengan yang semestinya, maka tak akan pernah lagi
ditemui pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasuskasus
perkosaan yang seringkali terjadi di tengah-tengah
masyarakat. Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta
memelihara kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai
wanita Mukminah. Syariat Allah Subhaanahu wa ta'ala itu
benar-benar menginginkan posisi wanita bisa berada pada
kedudukan kemanusiaan yang mulia serta tidak terjerembab
sebagai komoditas yang diperjualbelikan dalam pengertian
yang luas. Di mana pada gilirannya nanti akan dapat
menunjang keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang
juga mesti kau ingat adalah bahwa hijab bukanlah sarana
untuk memasung segala potensi serta bakatmu. Sebab
kewajiban-kewajiban lain seperti menuntut ilmu, beramar
ma’ruf serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan
syar’i masih tetap bisa kau lakukan sepanjang masih
memenuhi kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.

SAHABAT SEJATI DAN LINGKUNGAN PERGAULAN
Setelah kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak
telah kau pasang sebuah perlindungan awal dan mendasar
untuk mulai menapak masuk ke dalam kehidupan yang
semakin rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian di
sana. Sebab, hanya dengan teman serta lingkungan yang
baiklah, maka kau akan mampu untuk mempertahankan nilainilai
agama yang selama ini telah kau pegang. Janganlah
pernah berhenti mencari sebuah pertemanan tulus serta
lingkungan yang baik demi keselamatan agamamu dan
kesucian dirimu. Karena siapa pun tak akan sanggup bertahan
sendirian di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat.
Kau akan tetap membutuhkan seorang teman serta
lingkungan yang tepat untuk bisa memperbaiki kualitas hidup
serta imanmu di masa-masa yang akan datang. Ingatlah,
bahwa tidak semua orang bisa kau jadi-kan sahabat atau
teman. Rasulullah n telah mengingatkan kita tentang hal ini
melalui lisannya yang suci:

اَلْمَرْءُ عَلَى دِیْنِ خَلِیْلِھِ فَلْیَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ یُخَالِلُ.
"Seseorang itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya,
maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan
dengan siapa ia akan berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833
dan at-Tirmidzi)

Dan dengarlah wahai putriku! Bahwa sebaik-baik
persahabatan itu adalah yang bisa memberikan manfaat
bagimu di bidang agama sekaligus dunia. Bahkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam sendiri mempertegas perlunya
sikap kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ یَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ.
"Janganlah bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman,dan janganlah makan makananmu, kecuali orang yang
bertakwa." (HR. Abu Daud, no. 4837, dan at-Tirmidzi, no.
2395)
Seorang remaja putri yang baik sepertimu, bukan tak
mungkin akan bisa terpengaruh oleh seorang sahabat yang
buruk akhlak dan moralnya. Sungguh, sahabat seperti itu
hanya akan membawamu pada kondisi yang menjerumuskan.
Bahkan tidak mustahil, melalui lingkungan pergaulan
semacam itu pada akhirnya akan memunculkan paradigmaparadigma
‘modern’ yang menyesatkan seperti; istiqamah itu
kuno, jilbab itu hanya tradisi, serta pandangan kampungan,
bahwa ‘budaya maju’ itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj,
serta mempertontonkan kemolekan dan kecantikan tubuh
pada siapa saja dengan melepas-kan baju-baju takwa (hijab).
Begitulah! Sehingga tanpa terasa dan dengan perlahan-lahan,
kau mulai tertarik dengan semua argumen manis dan ‘masuk
akal’ itu, untuk kemudian tanpa sadar mulai melaksanakannya
sedikit demi sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa budaya
baru itu sebenarnya merupakan rekayasa cermat dan
terencana dari musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala
untuk menyeretmu ke dalam jurang kenistaan. Dan pada
akhirnya kelak kau akan menyesalinya. Namun saat itu
penyesalan tidak lagi berguna.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
یَا وَیْلَتَا لَیْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِیلًا ( 28 ) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ
الشَّیْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
"Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak
menjadikan si fulan itu sebagai teman akrab (ku).
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur'an
ketika al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan setan itu
tidak mau menolong manusia. " (Al-Furqan: 28-29).

Sungguh, jangan pernah sekali-kali kamu mencoba
untuk berteman dengan seseorang yang rendah ilmu agama
serta akhlaknya kecuali bila kamu berada pada posisi yang
lebih kuat untuk bisa memberinya nasehat serta peringatan.
Sebab telah diwajibkan pada siapa pun untuk mengajarkan
kebaikan serta menghalangi tindak kemungkaran sebatas
kemampuan yang ada. Dan Allah Subhaanahu wa ta'ala telah
menjamin mereka –orang-orang yang beramar ma’ruf nahi
mungkar- itu sebagai golongan dari orang-orang yang
beruntung.
Allah Subhaanahu wata'ala berfirman,
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ یَدْعُونَ إِلَى الْخَیْرِ وَیَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَیَنْھَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ
ھُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf serta
mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang
beruntung." (Ali Imran: 104)
Dan di dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi
mempertimbangkan nilai akhlak serta masalah syariat sebagai
landasannya, maka tidak ada cara lain untuk menggapai
keselamatan itu selain terus berupaya memperkuat
pertahanan iman dari dalam diri sendiri. Inilah faktor yang
paling penting dan sangat menentukan bagi berhasil atau
tidaknya perjalananmu melalui tahapan ini.


SABAR DAN ISTIQOMAH
Akhirnya, puncak dari segala upaya dan ikhtiar adalah
terus bersabar dan berusaha istiqamah. Aku sangat paham
bahwa saat ini di sekelilingmu telah mengepung segala
kemaksiatan yang seringkali tak mampu kau hindari. Bangkubangku
sekolah dan kampus, fasilitas umum dan sarana
transportasi, bahkan sampai di sudut-sudut ruang perkantoran
serta pabrik, telah dipenuhi oleh budaya percampuran bebas
yang telah berlangsung semenjak lama. Praktek ikhtilath di
tengah-tengah masyarakat memang telah menjadi sebuah
kebiasaan yang dipandang wajar.
Jelas, akan selalu ada saat-saat di mana kau merasa
sedih dan sendiri. Tapi kau pun tahu, bahkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, seorang manusia maksum yang
doanya selalu diterima pun pernah mengalaminya. Sebab,
ujian dan cobaan akan selalu membuatmu lebih matang dan
dewasa dalam menjalani kehidupan. Jadi, tetaplah kau
bersabar dengannya. Selanjutnya, jangan pernah berhenti
untuk selalu meminta pertolongan dan jalan keluar yang
terbaik, agar bisa segera keluar dari segala permasalahanmu.
Bukankah Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri yang
menyatakan bahwa:
اسْتَعِینُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّھَ مَعَ الصَّابِرِینَ
"Mintalah pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan
shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar." (Al-Baqarah:153)
Putriku terkasih!
Sesungguhnya takkan dikirimkan oleh Allah

Subhaanahu wa ta'ala sebuah beban yang tak mampu
ditanggung oleh hambaNya. Sebab memang hanya Dia jua
yang paling mengetahui kondisi serta kekuatan dari setiap
makhlukNya. Tentu saja bahwa setiap amal yang mengarah
pada kebajikan akan selalu menemui ujian. Jadi, ketika sebuah
ujian berat serta musibah tiba-tiba datang di tengah upayamu
untuk berbuat baik, maka cukup maknailah semua itu bahwa
Allah Subhaanahu wa ta'ala ternyata masih
memperhatikanmu. Jangan pernah lagi merasa bahwa kau
sendirian. Karena ujian seperti itu juga dialami oleh orangorang
yang telah memiliki kualitas iman yang sangat tinggi
sekalipun. Dan semakin tinggi pohon, maka semakin kencang
pula angin yang akan menghembusnya.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ یُتْرَكُوا أَنْ یَقُولُوا آَمَنَّا وَھُمْ لَا یُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji
lagi?" (Al-Ankabut:2)
Akan banyak rintangan serta ucapan dan pandangan
sinis dari masyarakat atas setiap tindakan kita untuk menuju
kebaikan. Seorang Muslimah yang harus rela meninggalkan
sekolah, pekerjaan, atau bahkan keluarganya sendiri hanya
karena keinginan untuk berbusana secara kaffah adalah
contoh nyata dari ujian yang sering kita dengar di keseharian.
Maka, ketika ujian yang datang silih berganti itu terus bergulir
seperti tak-kan pernah berhenti dan semakin terasa
memerihkan, janganlah pernah kau merasa putus asa dari
rahmat Allah Subhaanahu wa ta'ala.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
وَلَا تَیْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِنَّھُ لَا یَیْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir." (Yusuf : 87)

HIJRAH

Hijrah secara sederhana bermakna pindah. Berpindah
dari suatu tempat yang lama menuju tempat baru. Berpindah
dari lingkungan yang buruk kepada lingkungan yang lebih baik.
Atau berpindah dari kondisi jahiliyah menuju jiwa yang terang
benderang. Putriku, ketika semua cara telah kau lakukan dan
ternyata semua itu masih belum menunjukkan sebuah hasil
yang diharapkan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah memberikan sebuah teladan untuk melakukan prosesi
hijrah.

Putriku tercinta, ...!!

Berhijrah dalam kehidupanmu lebih dimaksudkan pada
kemampuan serta kemauanmu dalam upaya untuk
memperoleh sebuah iklim yang kondusif bagi pengembangan
agamamu. Ketika seorang Muslimah merasa tak nyaman lagi
di dalam lingkungan pekerjaannya, atau ketika seorang siswi
merasa bahwa lingkungan dan materi pendidikan yang ia
terima tidak dapat memberikan pencerahan yang ia butuhkan.
Atau bahkan ketika seorang ibu yang sangat mengkhawatirkan
keadaan mental anak-anaknya di tengah-tengah
memburuknya tatanan masyarakat di sekitarnya. Maka sabar
dan istiqamah kadang masih terasa belum cukup.
Begitupun denganmu! Di saat ikhtilath serta pergaulan
bebas semakin merajalela di setiap sudut, sedangkan di satu
sisi, kau tak mampu untuk melakukan sebuah perubahan,
maka jalan yang paling baik untukmu di saat itu adalah dengan
melakukan hijrah. Sedangkan Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri akan
memberikan rahmatNya kepada orang-orang yang mau bersungguh-sungguh berjuang di jalanNya dengan keberanian
yang kuat dan disertai kebijaksanaan demi untuk
mendapatkan keridhaanNya.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِینَ آَمَنُوا وَالَّذِینَ ھَاجَرُوا وَجَاھَدُوا فِي سَبِیلِ اللَّھِ أُولَئِكَ یَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّھِ وَاللَّھُ
غَفُورٌ رَحِیمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang
yang hijrah serta berjuang di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 218)

Wahai putriku,…!!

Ada banyak kisah pertaubatan serta pencerahan yang
terjadi pada para muallaf (orang yang baru masuk Islam) di
mana salah satu proses yang harus mereka laku-kan adalah
melaksanakan hijrah. Dengan hijrah bukan berarti kita
melarikan diri dari masalah. Namun mencoba untuk
menyusun kekuatan dan akan kembali bila saatnya telah tiba.
Dalam lingkup yang sederhana, hijrah bisa diartikan
dengan mencoba untuk mengubah sikap, perilaku, kebiasaan
serta cara berpikir yang sebelumnya cenderung bebas tanpa
landasan hukum Allah Subhaanahu wa ta'ala berubah menjadi
lebih bijak dan syar’i. Bila sebelumnya engkau telah
mengenakan busana jilbab namun masih saja menampakkan
bagian-bagian tertentu dari tubuh, maka sudah waktunya
untuk memperbaiki kualitas berbusana itu dengan lebih
menyempurnakannya. Bila sebelumnya kita hanya tertarik
dengan buku-buku, majalah, atau media lain yang tidak
memberikan manfaat bagi kekayaan batin, maka sudah
waktunya pula untuk membuka wawasan dan cakrawala
dengan mulai mengkonsumsi bacaan-bacaan yang bisa meningkatkan kualitas iman dan Islam.
Selanjutnya perlu kiranya untuk lebih menyuburkan
lahan jiwamu dengan mulai membiasakan diri untuk
membaca, memahami (tadabbur) dan mendengar-kan alunan
bacaan al-Qur’an yang bisa memberikan ketenteraman serta
kenya-manan jiwa. Demikian pula mendengarkan dan
menyimak kaset, VCD dan DVD bernuansa Islam. Sebab
peranan media audio akan terasa sangat efektif untuk
mengkondisikan hati agar selalu berada pada posisi yang
‘sehat’. Maka hal-hal seperti itu akan bisa menjadi sebuah
alter-natif untuk memenuhi kebutuhan terse-but. Pada masa
sekarang ini sudah banyak bermunculan kaset-kaset dan VCD
Islami, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Namun demikian kita tetap harus selektif di dalam
memilihnya.

DAN KUMBANG TERPILIH MENYUNTINGMU

Cahaya cinta yang diberkati
Dibalut karunia dan ridha Ilahi
Inilah hari yang dinanti
Ketika madu suci temukan kumbang sejati
Menjaga dan memiliki wangimu dengan namaNya

Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu itu!
Wahai putriku terkasih, telah datang seorang pemuda
berhati jernih ke hadapanku. Matanya yang jujur dan lisannya
yang santun telah memikatku untuk bertanya padanya. "Apa
yang kau inginkan dari putriku, wahai pemuda?". Dan ketika
dijawabnya bahwa ia inginkan engkau sebagai pendamping
hidupnya untuk bersama-sama mengabdi padaNya, aku bisa
tersenyum lega. Dan saat disampaikannya asa untuk memiliki
para generasi rabbani serta pejuang-pejuang mungil yang
akan lahir dari rahim sucimu, aku telah menangis bahagia di
dalam hati.
Sungguh, setelah perjuangan beratmu untuk tetap
bertahan di tengah padang yang penuh dengan ilalang liar
telah usai, maka sudah waktunya seekor kumbang yang
terpilih datang untuk menyuntingmu. Dengan pesona
wangimu yang suci, serta keanggunan dan kehormatanmu
yang terus kau jaga tanpa cela, telah menempatkan sosokmu
pada posisi wanita yang layak untuk dipilih. Namun satu hal
yang perlu kau ingat adalah, bahwa setelah mekarnya kuntum
milikmu itu, maka perjuangan belumlah usai. Pernikahan
adalah sebuah titik balik di mana medan perjuangan sudah
berubah. Kau bukan seorang gadis lagi. Tanggung jawab,
atensi serta wilayah perjuanganmu telah bertambah, kau harus mulai memikirkan keluargamu, anak-anakmu, serta
suami. Maka, pesanku padamu, tetaplah kau jaga semerbak
wangi yang telah kau jaga selama ini.
Akhirnya, semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala
senantiasa merahmati dan memberkahi pernikahanmu,
keluargamu serta seluruh keturunanmu kelak di kemudian
hari, sehingga pada waktunya nanti mereka juga akan tetap
mampu menjalani kehidupan di waktu dan jamannya masingmasing
sesuai dengan jalan Allah Subhaanahu wa ta'ala yang
telah ditentukan. Amin ya rabbal alamiin.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin.


“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (QS. An-Nuur : 26)


Imam Syafi’i berkata :
Jagalah diri kalian
Maka wanita kalian akan terjaga harga dirinya
Dalam perkara yang tidak layak bagi seorang muslim
Karena zina adalah hutang
Yang engkau pinjam
Sedang pelunasannya diketahui oleh keluargamu
Siapa saja yang berzina
Ia akan diukur dengannya
Meskipun hanya dengan tembok rumahnya
Jika engkau berakal
Maka pahamilah hal ini.

Edited : أم حؤله هنونه
Semarang.

Judul Asli
SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI
Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
Penulis
Haikal Hira Habibillah
Sumber
www.alsofwah.or.id

0 comments:

Posting Komentar